{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}Revolusi Filosofis 🧠 Immanuel Kant dalam Critique of Pure Reason - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Revolusi Filosofis 🧠 Immanuel Kant dalam Critique of Pure Reason
24
February 2025

Revolusi Filosofis 🧠 Immanuel Kant dalam Critique of Pure Reason

  • 1
  • 24 February 2025
Revolusi Filosofis 🧠 Immanuel Kant dalam Critique of Pure Reason

Immanuel Kant mengubah lanskap filsafat dengan karya monumentalnya Critique of Pure Reason (Kritik atas Akal Budi Murni) yang diterbitkan tahun 1781 dan direvisi 17871. Karya ini menjembatani dua aliran dominan: rasionalisme yang meyakini pengetahuan berasal dari akal, dan empirisme yang bersumber dari pengalaman inderawi. Kant mencari jawaban fundamental—bagaimana pengetahuan dimungkinkan?

David Hume sebelumnya mengguncang epistemologi tradisional. Konsep kausalitas, substansi, dan diri menurutnya bukan dari pengalaman tapi kebiasaan berpikir semata2. Kant merespons skeptisisme Hume dengan fondasi baru—mengamankan kepastian pengetahuan ilmiah sambil mengakui kontribusi akal dan pengalaman.

Transformasi Cara Pandang Pengetahuan

Kant mengusulkan "revolusi Kopernikan" dalam filsafat. Seperti Copernicus yang membalik pandangan bumi mengelilingi matahari, Kant menyatakan: pengetahuan tidak menyesuaikan objek, tapi objek menyesuaikan cara kita mengetahui3. Kognisi manusia secara aktif menyusun pengalaman, bukan pasif menerimanya. Ini melahirkan transcendental idealism (idealisme transendental)—pengetahuan dibentuk dunia inderawi dan struktur bawaan pikiran.

Aspek 🔍Rasionalisme 📚Empirisme 👁️Sintesis Kant 🧩
Sumber PengetahuanAkal murniPengalaman inderawiAkal + Pengalaman
Tokoh UtamaDescartes, LeibnizLocke, HumeImmanuel Kant
Keyakinan DasarPengetahuan independenSemua dari inderaStruktur a priori + data empiris
MetodeDeduksi rasionalInduksi observasionalDeduksi transendental
KelemahanAbaikan pengalamanSkeptisisme radikalBatasi metafisika
KontribusiMatematika, logikaIlmu alam, psikologiEpistemologi modern
Status PengetahuanApriori universalAposteriori kontingenSintetik a priori

Struktur Pengetahuan Manusia

Kant membedakan dua sumber pengetahuan: sensibility (kepekaan) dan understanding (pemahaman). Kepekaan adalah fakultas menerima objek4. Pengalaman kita terstruktur dua bentuk a priori: ruang dan waktu—bukan properti benda-pada-dirinya melainkan kondisi persepsi. Pemahaman mengorganisasi data inderawi lewat kategori bawaan seperti kausalitas dan substansi. Kategori ini bukan dari pengalaman namun membentuk cara kita mengalami dunia.

Transcendental deduction (deduksi transendental) Kant membuktikan kategori pemahaman adalah kondisi niscaya bagi pengalaman itu sendiri5. Persepsi tanpa struktur kategorial akan jadi kekacauan sensasi tanpa koherensi. Pengalaman mensyaratkan struktur yang dipaksakan pikiran sendiri—menyelesaikan ketegangan rasionalisme dan empirisme.

Batas-Batas Metafisika

Kant memperkenalkan pembedaan krusial: phenomena (fenomena) sebagai dunia yang kita alami, dan noumena (noumena) sebagai dunia pada dirinya sendiri6. Fenomena adalah penampakan terstruktur fakultas kognitif kita—kita bisa tahu fenomena karena disusun pikiran kita. Noumena atau "benda-pada-dirinya" di luar jangkauan kognitif kita. Meski eksis, kita tak bisa mengetahuinya langsung.

Implikasinya mendalam. Spekulasi metafisik tentang realitas ultimate—Tuhan, jiwa, kehendak bebas—inheren terbatas. Kita bisa memikirkan konsep tersebut tapi tak pernah punya pengetahuan empiris atau rasional seperti terhadap dunia natural7. Ketika akal mencoba melampaui batas pengalaman mungkin, ia jatuh ke kontradiksi atau antinomies—pasangan pernyataan rasional namun saling bertentangan.

Kant mengklasifikasi penilaian jadi tiga: analytic a priori (benar berdasar definisi seperti "bujangan tidak menikah"), synthetic a posteriori (berdasar pengalaman seperti "langit biru"), dan synthetic a priori (valid universal dan niscaya tapi bukan dari pengalaman seperti "setiap kejadian punya sebab")1. Matematika dan fisika Newton terdiri dari penilaian sintetik a priori—bukan turunan pengalaman namun kondisi niscaya untuk memahami pengalaman.

Kesimpulan

Warisan Critique of Pure Reason merevolusi filsafat, mempengaruhi Idealisme Jerman hingga Fenomenologi dan Filsafat Analitik8. Kant mendemonstrasikan kognisi manusia terbatas namun terstruktur sedemikian rupa hingga pengetahuan ilmiah dan matematis dimungkinkan. Dengan mengakui batas akal, ia tak mengurangi kekuatannya melainkan mengklarifikasi penggunaan tepat—memastikan filsafat berlanjut dengan fondasi lebih solid. Pemikirannya tetap fundamental bagi debat kontemporer dalam metafisika, epistemologi, dan filosofi sains.

Daftar Pustaka

Download PDF tentang Filsafat Transendental Kant: F (telah di download 0 kali)
  • Revolusi Filosofis 🧠 Immanuel Kant dalam Critique of Pure Reason
    Analisis komprehensif terhadap struktur pengetahuan manusia melalui deduksi transendental Kant yang mengatasi dikotomi rasionalisme-empirisme, menyelidiki batas-batas metafisika, dan membangun fondasi epistemologi modern dengan konsep sintetik a priori sebagai jembatan antara pengalaman inderawi dan kategori kognitif bawaan.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.