{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}AI Bikin Email Phishing Makin Berbahaya, Korban Meningkat 22.5% - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
AI Bikin Email Phishing Makin Berbahaya, Korban Meningkat 22.5%
26
July 2025

AI Bikin Email Phishing Makin Berbahaya, Korban Meningkat 22.5%

  • 47
  • 26 July 2025

Pernahkah Anda menerima email yg berbunyi "Apakah ini Anda? Mohon konfirmasi identitas" atau "Seseorang baru saja meminta reset password"? Kalau pernah mengalami hal tersebut, besar kemungkinan Anda sedang menjadi target serangan phishing. 1 Yang lebih mengkhawatirkan, teknologi Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) kini dimanfaatkan para penipu untuk membuat email penipuan mereka tampak lebih meyakinkan dan sulit dideteksi.

India Jadi Sasaran Utama Serangan Phishing

Data terbaru menunjukkan bahwa India menempati posisi ketiga global dalam serangan phishing pada tahun 2023, dengan mencatat 79 juta percobaan serangan. 2 Fakta yang lebih mengejutkan adalah bahwa rata-rata penduduk India menghabiskan sekitar 105 menit per minggu hanya untuk memverifikasi apakah pesan yang mereka terima itu asli atau palsu. Lebih parahnya lagi, 82% pengguna mengaku pernah mengklik tautan mencurigakan meskipun mereka menyadari risikonya.

Sektor teknologi di India paling banyak terdampak, merupakan sepertiga dari seluruh insiden phishing tahun lalu menurut laporan perusahaan keamanan siber Zscaler. 3 Kondisi ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yg sedang dihadapi oleh industri digital saat ini.

AI Mengubah Wajah Penipuan Digital

Berkat tersedianya alat AI gratis seperti ChatGPT, Copy.ai, dan Grammarly, para penipu tidak lagi terjebak dengan tata bahasa yg buruk dan pesan-pesan yang ditulis dengan asal-asalan. 4 Email phishing masa kini terlihat profesional, bersih, dan sangat meyakinkan - tanpa typo dan bahasa yg aneh.

Transformasi ini membawa kita dari penipuan amatir menuju pesan-pesan yg dipoles AI dan lolos dari sistem keamanan tradisional. Apa yg dulu terlihat mencurigakan kini menjadi sangat sempurna dan menakutkan.

Seberapa Besar Peran AI dalam Serangan Phishing?

Menurut analisis Hoxhunt terhadap jutaan email berbahaya dari 131 negara, diperkirakan 2,5 juta pengguna telah mengalami serangan phishing. 5 Dari jumlah tersebut, sekitar 0,74% hingga 4,7% dipastikan dibuat menggunakan AI.

Meskipun serangan buatan manusia masih mendominasi, AI memudahkan pelaku jahat untuk melancarkan penipuan. Bahkan penyerang yg tidak memiliki keahlian khusus kini bisa menghasilkan email phishing berkualitas profesional.

Ancaman Multi-Saluran yang Semakin Canggih

Serangan bertenaga AI tidak terbatas pada email saja. Kini kita menyaksikan gelombang baru serangan multi-saluran yg menggabungkan berbagai elemen seperti email yang meniru nada komunikasi perusahaan, deepfake suara yang meniru para eksekutif, deepfake video yg mensimulasikan rapat asli, dan manipulasi obrolan langsung yg terasa sangat manusiawi. 6

Strategi multi-saluran ini membuat serangan semakin sulit dideteksi karena bukan lagi sekadar satu email, melainkan sebuah pengalaman lengkap yg dirancang untuk menipu korban.

Kaspersky Laporkan Peningkatan Serangan

Kaspersky melaporkan telah mendeteksi dan memblokir lebih dari 142 juta klik tautan phishing secara global pada Q2 2025. 7 Di Arab Saudi, tercatat peningkatan 22,5% percobaan phishing dari Q1 ke Q2 tahun ini.

Data ini menunjukkan bahwa ancaman phishing terus berkembang dan semakin canggih dengan bantuan teknologi AI. Para ahli keamanan siber pun berlomba mengembangkan sistem pertahanan yg lebih efektif.

Langkah Perlindungan di Era AI

Meskipun teknologi AI digunakan oleh penyerang, para profesional keamanan siber juga memanfaatkan AI untuk melawan ancaman ini. 8 Mereka menggunakan alat-alat bertenaga AI untuk mendeteksi, menganalisis, dan memblokir ancaman lebih cepat dari sebelumnya.

Namun, faktor manusia tetap menjadi risiko terbesar sekaligus pertahanan terkuat. Keamanan bukan hanya tentang firewall dan filter, tetapi juga tentang orang-orang yang tahu apa yg harus dicari dan merasa percaya diri untuk melaporkan sesuatu yg mencurigakan.

Tips Praktis Menghadapi Ancaman AI

Beberapa langkah yg bisa dilakukan untuk tetap aman antara lain: periksa konten email dengan cermat, cari tanda-tanda urgensi atau nada yg tidak biasa; verifikasi permintaan secara independen dengan menelepon atau mengirim pesan langsung ke kontak sebelum bertindak; jangan percaya penampilan semata karena pesan buatan AI sering terlihat sempurna; dan periksa sebelum mengklik dengan hover di atas tautan serta tidak pernah mengunduh file dari sumber yang tidak dipercaya. 9

Kesimpulan

Ancaman phishing bertenaga AI bukanlah masalah masa depan - ini sudah terjadi sekarang. Dengan kombinasi pelatihan yg tepat waktu, pemantauan real-time, dan solusi keamanan yg kuat, karyawan dapat diubah menjadi garis pertahanan terkuat perusahaan. Penting bagi setiap individu dan organisasi untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengadopsi teknologi keamanan terdepan dalam menghadapi evolusi ancaman siber di era AI ini.

Referensi

Download PDF tentang Dampak Artificial Intelligence (telah di download 7 kali)
  • AI Bikin Email Phishing Makin Berbahaya, Korban Meningkat 22.5%
    Penelitian ini menganalisis transformasi fundamental serangan phishing melalui implementasi teknologi Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan), mengevaluasi dampaknya terhadap lanskap keamanan siber global, dan mengidentifikasi strategi mitigasi yang efektif untuk menghadapi ancaman siber yang semakin canggih. Dengan meningkatnya aksesibilitas alat-alat AI seperti ChatGPT dan Grammarly, para penyerang kini mampu menciptakan kampanye phishing yang sangat meyakinkan dan sulit dideteksi oleh sistem keamanan tradisional.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.