{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}Neoliberalisme: Mimpi Buruk Soviet yg Menghantui Politik Modern - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Neoliberalisme: Mimpi Buruk Soviet yg Menghantui Politik Modern
16
May 2025

Neoliberalisme: Mimpi Buruk Soviet yg Menghantui Politik Modern

  • 2
  • 16 May 2025
Neoliberalisme: Mimpi Buruk Soviet yg Menghantui Politik Modern

Sebuah ironi mengejutkan terungkap dlm analisis terbaru tentang neoliberalisme dan Uni Soviet. Prof. Abby Innes dari London School of Economics mengungkapkan bagaimana 1 utopianisme yang memandu Uni Soviet menuju kehancuran memiliki kesamaan yang menakutkan dengan kemerosotan politik modern di negara-negara Barat.

Paradoks Utopianisme dalam Sistem Politik

Lelucon Soviet lama berbunyi, "Kapitalisme adalah eksploitasi manusia oleh manusia. Komunisme adalah kebalikannya." 2 Namun di balik kebijakan-kebijakan, apakah keduanya dipandu oleh utopianisme palsu yang sama? Pertanyaan ini menjadi semakin relevan ketika kita melihat bagaimana neoliberalisme, dengan penekanannya pada pasar bebas, kompetisi dan privatisasi, tampaknya jauh dari Uni Soviet.

Innes berpendapat bahwa untuk negara-negara Barat berhasil, mereka perlu melepaskan belenggu utopianisme dan menemukan kembali metode ilmiah. 3 Analisis politik yang dikombinasikan dengan metode ilmiah ini mengekspos kesamaan ironis antara politik kita saat ini dan Uni Soviet.

Krisis Global Neoliberalisme

Di berbagai belahan dunia, neoliberalisme mengalami guncangan hebat. Prancis, ekonomi terbesar kedua di Eropa, mengalami kelumpuhan politik lagi setelah pemerintah digulingkan melalui mosi tidak percaya. 4 Sementara itu, Afrika Selatan di bawah kepemimpinan Presiden Cyril Ramaphosa bergulat dengan kompleksitas reformasi ekonomi yang bertabrangan dgn politik penenangan, meninggalkan negara itu bergulat dengan ketimpangan yg dalam.

Fenomena serupa terjadi di Nigeria, dimana penghapusan subsidi bensin dan valuta asing telah dipuji sebagai penghalang pertumbuhan ekonomi negara. 5 Penghapusan subsidi ini, menurut beberapa pihak, menunjukkan bagaimana kebijakan neoliberal sering kali merugikan rakyat biasa.

Dampak Teknologi terhadap Sistem Neoliberal

Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) mengancam memutuskan musik dari akar manusiawinya - napas, ketidaksempurnaan, sejarah perjuangannya. 6 Jika neoliberalisme mengubah musik menjadi konten, dan represi mencoba membungkamnya, AI berisiko menghilangkan esensi kemanusiaannya sama sekali.

Perubahan teknologi ini menjadi bagian dari transformasi global yg lebih besar, dimana sistem neoliberal harus beradaptasi dengan realitas baru atau menghadapi kehancuran seperti yang dialami sistem Soviet dulu.

Resistensi dan Alternatif

Gerakan perlawanan terhadap neoliberalisme mulai bermunculan di berbagai tempat. 7 Aktivis seperti Walden Bello berpendapat bahwa era globalisasi kapitalis yang dipimpin AS tampaknya akan berakhir, dan sudah saatnya membangun distribusi kekuasaan dan sumber daya yang lebih setara di seluruh dunia.

Di Inggris, gerakan buruh mengambil sikap tegas dengan slogan "upah bukan senjata" ketika pengeluaran pertahanan melonjak. 8 Mayoritas delegasi Kongres Serikat Dagang menolak argumen pemerintah untuk pengeluaran militer yang semakin tinggi.

Masa Depan Politik Pasca-Neoliberal

Kegagalan utopianisme Soviet dan kesamaannya dgn neoliberalisme modern memberikan pelajaran penting. 9 Seperti yang ditunjukkan Prof. Innes, negara-negara perlu mengadopsi pendekatan yang lebih ilmiah dan pragmatis dalam mengembangkan kebijakan publik, daripada terjebak dalam ideologi utopis yang terbukti merusak.

Transisi ini tidak mudah, namun penting untuk keberlangsungan sistem politik demokratis. Pembelajaran dari kegagalan Soviet harus menjadi peringatan bagi pembuat kebijakan modern untuk menghindari jebakan utopianisme yang sama dalam bentuk neoliberal.

Kesimpulan

Perbandingan antara utopianisme Soviet dan neoliberalisme modern mengungkap ironi mendalam dalam perkembangan politik kontemporer. Meskipun secara permukaan tampak bertolak belakang, keduanya berbagi karakteristik utopianisme yang dapat merusak. Untuk menghindari nasib yang sama dengan Uni Soviet, negara-negara Barat perlu meninggalkan pendekatan ideologis yang kaku dan mengadopsi metode yang lebih ilmiah serta pragmatis dalam pembuatan kebijakan. Hanya dengan demikian, demokrasi modern dapat bertahan dari tantangan yang semakin kompleks di abad ke-21.

Referensi

Download PDF tentang Utopianisme Neoliberal: Analis (telah di download 1 kali)
  • Neoliberalisme: Mimpi Buruk Soviet yg Menghantui Politik Modern
    Penelitian ini mengkaji paradoks ideologis antara neoliberalisme kontemporer dan utopianisme Soviet, menganalisis bagaimana kesamaan struktural dalam pendekatan utopis dapat mengakibatkan kegagalan sistemik yang serupa. Melalui studi pustaka komprehensif, artikel ini mengeksplorasi manifestasi krisis neoliberal di berbagai negara, dampak teknologi terhadap transformasi sistem ekonomi, serta implikasi terhadap stabilitas politik demokratis di era pasca-globalisasi.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.