Whitney Zhang '21, mahasiswa doktoral di Departemen Ekonomi MIT, mengubah cara kita memahami dinamika tempat kerja modern1. Penelitiannya fokus pada dampak teknologi dan keputusan manajerial terhadap pekerja di semua tingkat organisasi. "Saya tertarik pada ekonomi, dampak ekonomi, dan isu sosial terkait sejak lama," ujar Zhang yang mengambil jurusan ekonomi matematika saat S11.
Riset ChatGPT dan Produktivitas Kerja
Kolaborasi Zhang dengan Shakked Noy menghasilkan studi 2023 yang mengejutkan. ChatGPT meningkatkan produktivitas pekerja secara substansial pada tugas menulis1. Yang menarik? Peningkatan terbesar justru dialami pekerja yang awalnya berkinerja terburuk. "Ini merupakan salah satu bukti paling awal tentang efek produktivitas generative AI (AI generatif), dan berkontribusi memberikan data konkret tentang seberapa berdampak alat-alat semacam ini di tempat kerja dan pasar tenaga kerja," jelas Zhang1.
Tren AI di tempat kerja terus berkembang pesat. Sekitar 90 persen pekerja teknologi kini menggunakan AI dalam pekerjaan mereka untuk tugas seperti menulis dan memodifikasi kode2. Namun menariknya, hanya seperempat pekerja teknologi yang benar-benar mempercayai AI meskipun rutin menggunakannya3.
| Aspek π | Temuan | Dampak |
|---|---|---|
| Produktivitas β‘ | Peningkatan substansial | Pekerja terburuk paling diuntungkan |
| Adopsi AI π€ | 90% pekerja tech menggunakan | Transformasi cara kerja |
| Kepercayaan π | Hanya 25% trust AI | Perlu edukasi lebih |
| Penjadwalan π | Jadwal tak menentu merugikan | Kualitas hidup menurun |
| Turnover πͺ | Lebih tinggi dengan jadwal buruk | Pekerja memilih keluar |
| Remote Work π» | Fasilitasi offshoring | Perubahan struktur global |
| Regulasi βοΈ | Dibutuhkan untuk penjadwalan | Perlindungan pekerja |
Penjadwalan Kerja dan Kualitas Hidup
Penelitian Zhang bersama Nathan Lazarus meneliti ketidakpastian penjadwalan menggunakan data dari penyedia payroll (penggajian)1. Mereka menyelidiki mengapa perusahaan menerapkan jadwal tidak terduga dan bagaimana ini mempengaruhi kualitas hidup pekerja bergaji rendah. Bukti sosiologis menunjukkan jadwal tak menentu pekerja bergaji rendah dikaitkan dengan tidur dan kesejahteraan yang lebih buruk1.
"Kami melihat hubungan antara turnover (pergantian) lebih tinggi dan jadwal yang tidak konsisten, tidak memadai, yang menunjukkan pekerja tidak menyukai jenis jadwal ini," kata Zhang1. Di meja bundar akademik, Zhang mempresentasikan hasilnya kepada karyawan Starbucks yang terlibat dalam penjadwalan dan staffing (pengaturan staf). Peserta ingin belajar lebih banyak tentang bagaimana praktik penjadwalan berbeda berdampak pada pekerja dan produktivitas mereka.
Regulasi dan Konsekuensi Tak Terduga
Zhang berharap risetnya membantu memahami apakah regulasi penjadwalan dapat meningkatkan kualitas hidup karyawan terdampak, sambil mempertimbangkan konsekuensi tak diinginkan yang mungkin muncul1. "Mengapa jadwal ini diatur seperti yang mereka atur?" tanyanya. "Apakah bisnis dengan jadwal seperti ini memerlukan peningkatan regulasi?"1
Tempat kerja masa depan menuntut inovasi, budaya, dan koneksi karyawan yang kuat4. Panel eksekutif dari perusahaan global mengungkapkan bagaimana tempat kerja telah berevolusi dari sekadar lokasi menjadi pusat strategis.
Offshoring, Remote Work, dan Dampaknya
Proyek lain yang dilakukan bersama Arjun Ramani meneliti keterkaitan antara offshoring (pemindahan pekerjaan ke luar negeri), kerja jarak jauh, dan hasil terkait1. "Apakah praktik teknologi dan manajerial yang memungkinkan kerja jarak jauh lebih memfasilitasi offshoring?" tanya Zhang. "Apakah organisasi melihat peningkatan efisiensi yang signifikan? Apa dampaknya pada pekerja AS dan offshore?"1
Kerjanya didanai melalui National Science Foundation Graduate Research Fellowship Program dan Washington Center for Equitable Growth1. Tren tempat kerja 2026 akan membentuk pekerjaan, keterampilan, dan pengalaman karyawan dengan AI, kemampuan berpusat pada manusia, dan ekosistem kerja fleksibel5.
Menempatkan Manusia di Pusat
Zhang mengamati berbagai jenis orang yang dapat disatukan ekonomi dan pendidikan tinggi1. Dia mengikuti jalur pendaftaran ganda di sekolah menengah, menyelesaikan kursus tingkat perguruan tinggi dengan siswa dari berbagai identitas demografis. "Saya menikmati memusatkan orang dalam pekerjaan saya," katanya. "Mengambil kelas dengan kelompok siswa yang beragam, termasuk veteran dan ibu yang kembali ke sekolah untuk menyelesaikan studi mereka, membuat saya lebih penasaran tentang isu sosial ekonomi dan kebijakan yang relevan bagi mereka"1.
AI merevolusi kesejahteraan tempat kerja masa depan dengan data dari wearables (perangkat yang dapat dikenakan) yang memicu tantangan kesehatan gamified (berbasis permainan), memotivasi tim, dan memberikan wawasan terukur tentang efektivitas program6.
Pendidikan dan Pengalaman Profesional
Zhang kemudian mendaftar di MIT. Dia berpartisipasi dalam Undergraduate Research Opportunities Program (UROP), menyelesaikan magang di Bank Dunia, bekerja sebagai analis musim panas di Federal Reserve Bank of New York1. Dia juga bekerja sebagai asisten untuk kohort fakultas beragam termasuk ekonom MIT David Autor, Jon Gruber, dan Nina Roussille. Autor adalah penasihat utamanya dalam penelitian doktoral, mentor yang dia kutip sebagai pengaruh signifikan1.
"Kursus [Autor], 14.03 (Microeconomics and Public Policy), memperkuat koneksi antara teori dan praktik," katanya. "Saya pikir kelas itu revelatori dalam menunjukkan jenis pertanyaan yang dapat dijawab ekonomi"1.
Kesimpulan
Penelitian Zhang menunjukkan pentingnya membangun kebijakan berbasis bukti yang berpusat pada manusia. "Kita harus mengingat orang-orang yang hidupnya terdampak oleh operasi bisnis dan legislasi," tegasnya1. Meskipun mempelajari pekerja, penting mempertimbangkan seluruh ekosistem kompleks saat memecahkan tantangan semacam ini, termasuk insentif perusahaan dan kondisi ekonomi global.
Pembelajaran tenaga kerja masa depan bersifat adaptif, dengan platform pembelajaran bertenaga AI untuk transformasi tenaga kerja yang membantu organisasi membangun kapabilitas dalam skala besar7. Generasi Z menuntut autentisitas, tujuan, dan fleksibilitas di tempat kerja, membentuk ulang masa depan kerja8.
- MIT News. "Improving the workplace of the future." 24 September 2025. https://news.mit.edu/2025/improving-workplace-future-whitney-zhang-0924
- Yahoo News Australia. "Google says 90% of tech workers are now using AI at work." 23 September 2025. https://au.news.yahoo.com/google-says-90-tech-workers-140010451.html
- Newsweek. "Despite Using AI, Only a Quarter of Tech Workers Trust It." 29 September 2025. https://www.newsweek.com/despite-using-ai-only-a-quarter-of-tech-workers-trust-it-10799089
- Live Mint. "Strategies for Building the Workplace of the Future: A focus on innovation, culture and community." 7 Oktober 2025. https://www.livemint.com/focus/strategies-for-building-the-workplace-of-the-future-a-focus-on-innovation-culture-and-community-11759561047214.html
- Jagran Josh. "7 Emerging Workplace Trends to Expect in 2026: The Future of Work Unfolds." 10 Oktober 2025. https://www.jagranjosh.com/articles/workplace-trends-in-2026-to-expect-1800004035-1
- Forbes. "How AI Is Revolutionizing Future Workplace Wellness." 17 Oktober 2025. https://www.forbes.com/councils/forbesbusinesscouncil/2025/10/17/how-ai-is-revolutionizing-future-workplace-wellness/
- HR News. "Degreed Vision 2025: The Future of Workforce Learning Is Adaptive." 17 Oktober 2025. https://hrnews.co.uk/degreed-vision-2025-the-future-of-workforce-learning-is-adaptive/
- The Hindu. "Hiring Gen Z: What the next workforce generation wants." 13 Oktober 2025. https://www.thehindu.com/education/hiring-gen-z-what-the-next-workforce-generation-wants/article70159087.ece

