{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}AI 🤖 REx Mengungkap Jalur Ilmiah Repurposing Obat dengan Knowledge Graph - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
AI 🤖 REx Mengungkap Jalur Ilmiah Repurposing Obat dengan Knowledge Graph
10
November 2025

AI 🤖 REx Mengungkap Jalur Ilmiah Repurposing Obat dengan Knowledge Graph

  • 2
  • 10 November 2025

Knowledge graph (graf pengetahuan) biomedis kini diperkuat REx, sistem reinforcement learning yang tidak hanya memprediksi obat mana bisa digunakan ulang untuk penyakit baru, tetapi juga menjelaskan alasannya secara ilmiah1. Minoxidil dulunya obat hipertensi, lalu ternyata ampuh mengatasi kebotakan—itulah contoh drug repurposing (pemanfaatan ulang obat) yang dimulai dari hipotesis sederhana. REx membawa pendekatan baru: explainability (kemampuan menjelaskan) menjadi tujuan yang diberi reward, bukan sekadar akurasi prediksi.

Dari Prediksi ke Penjelasan Berbasis Biologi

REx menggunakan agen reinforcement learning yang menjelajahi graf biomedis satu langkah per waktu, bergerak dari node obat menuju node penyakit1. Di setiap langkah, agen memutuskan apakah mengikuti relasi keluar (seperti interacts_with atau regulates) atau berhenti jika sudah mencapai titik bermakna. Sistem ini menggabungkan dua sinyal reward: fidelity (apakah jalur berhasil mencapai penyakit target) dan relevance (seberapa informatif jalur tersebut, berdasarkan information content rata-rata entitasnya).

Komponen 🔧Fungsi UtamaContoh Penerapan 💊
Fidelity RewardMemastikan jalur mencapai penyakit targetObat → Gen → Penyakit (koneksi lengkap)
Relevance RewardMengukur kekhususan entitas biologis"Jalur VEGF signaling" > "Kanker" (umum)
Metapath GroupingMengelompokkan jalur berdasarkan pola strukturalDrug → Gene → Disease vs Drug → Protein → Disease
Ontology Enrichment 🧬Menambahkan konteks dari NCIT & ChEBIMenyertakan definisi istilah biomedis standar
Early StoppingMenghentikan agen setelah mencapai targetMencegah koneksi redundan yang tak perlu
Explanation SubgraphMenggabungkan jalur terbaik setiap polaVisualisasi kompak reasoning chain
IC-based Scoring 📊Menghitung skor information contentEntitas spesifik diberi skor lebih tinggi

Mengapa Explainability Penting untuk Sains

Banyak metode link prediction mengorbankan interpretabilitas demi akurasi mentah, sehingga ilmuwan kesulitan memahami mengapa obat tertentu direkomendasikan1. REx menggeser fokus dari "Bisakah kita prediksi tautan ini?" ke "Bisakah kita justifikasi secara ilmiah?" Penjelasan yang baik menghubungkan titik-titik melalui biologi yang sudah mapan—misalnya, meningkatkan VEGF (vascular endothelial growth factor) meningkatkan kelangsungan folikel rambut.

Sistem AI harus berfungsi sebagai alat saintifik yang andal, memberikan penjelasan berdasarkan sains, bukan sekadar skor probabilitas1. Dalam drug repurposing onkologi, pendekatan ini dapat mengubah tumor microenvironment (lingkungan mikro tumor) dan memperkuat immune checkpoint inhibitors2. Untuk penyakit langka, AI-driven repurposing mengisi kesenjangan kritis karena dari 7000+ penyakit langka, hanya sebagian kecil memiliki pengobatan yang disetujui3.

Contoh Aplikasi Nyata di Dunia Medis

Penelitian terbaru menunjukkan tiga obat lama bisa di-repurpose untuk mencegah atau mengobati Alzheimer: vaksin shingles Zostavax, obat disfungsi ereksi, dan obat penyakit neuron motorik menunjukkan potensi kuat4. Hydralazine, obat tekanan darah umum, ditemukan secara tidak sengaja bisa melawan kanker otak agresif dengan menargetkan sensor oksigen seluler5. Pasar AI dalam drug discovery sendiri mencapai USD 1,6 miliar pada 2023, dengan proyeksi pertumbuhan 29,7% CAGR hingga 2033—dimana drug optimization dan repurposing memegang 53,7% pangsa pasar6.

Arah Pengembangan dan Keterbatasan

Seperti kebanyakan sistem berbasis knowledge graph, jangkauan REx bergantung pada kelengkapan data yang tersedia1. Seiring graf biomedis berkembang lebih kaya, penjelasan diharapkan menjadi lebih detail dan akurat. Tim peneliti saat ini memperluas REx ke area terkait seperti drug recommendation (rekomendasi obat) dan prediksi interaksi obat-target. Di semua domain ini, tujuannya tetap sama: membuat sistem AI yang bisa bernalar dan menjelaskan kepada ilmuwan.

Sumber Daya yang Tersedia

  • Paper lengkap tersedia untuk komunitas riset yang ingin memahami metodologi REx secara mendalam1
  • Kode sumber REx dapat diakses di Github untuk implementasi dan pengembangan lebih lanjut1
  • Integrasi dengan ontologi NCIT (National Cancer Institute Thesaurus) dan ChEBI (Chemical Entities of Biological Interest) memastikan alignment dengan konsep biomedis standar1
  • Knowledge graph terus berkembang dengan data baru dari penelitian biomedis global7
  • Analisis proteomik baru memetakan cytokine signatures yang mendorong penyakit seperti IPF (idiopathic pulmonary fibrosis), membuka peluang repurposing lebih lanjut8

Kesimpulan

REx membuktikan bahwa interpretabilitas dan performa dapat saling memperkuat, bukan bersaing. Dengan menjadikan explainability sebagai objektif yang diberi reward, sistem ini menemukan reasoning chains yang mencerminkan pemikiran ilmiah. Dalam drug repurposing, distinsi ini krusial: prediksi berguna hanya jika kita memahami mengapa hal itu mungkin benar. Masa depan AI biomedis terletak pada kemampuannya untuk tidak hanya menghasilkan hipotesis, tetapi juga memvalidasinya melalui penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara saintifik.

Daftar Pustaka

  • Nunes, S. (2025, November 7). Rewarding explainability in drug repurposing with knowledge graphs. AIhub. https://aihub.org/2025/11/07/rewarding-explainability-in-drug-repurposing-with-knowledge-graphs/
  • Drug Repurposing in Oncology Targets Tumor Resistance. (2025, November 19). EMJ Reviews. https://www.emjreviews.com/oncology/news/drug-repurposing-in-oncology-targets-tumor-resistance/
  • AI's growing role in cancer, rare disease and COVID-19 drug repurposing. (2025, November 15). DevDiscourse. https://www.devdiscourse.com/article/technology/3696059-ais-growing-role-in-cancer-rare-disease-and-covid-19-drug-repurposing
  • Three old drugs could help prevent or treat Alzheimer's. (2025, November 19). Knowridge Science Report. https://knowridge.com/2025/11/three-old-drugs-could-help-prevent-or-treat-alzheimers/
  • Fast-growing cancer could be slowed by common blood pressure drug, research shows. (2025, November 17). MSN Health. https://www.msn.com/en-us/health/other/fast-growing-cancer-could-be-slowed-by-common-blood-pressure-drug-research-shows/ar-AA1QClDi
  • Artificial Intelligence (AI) in Drug Discovery Market Valued at USD 1.6 Billion in 2023, Set to Grow at a Remarkable 29.7% CAGR (2025–2033). (2025, November 20). Taiwan News. https://www.taiwannews.com.tw/en/news/6249965
  • Why Knowledge Graphs Are On The Rise. (2024, November 21). Forbes Technology Council. https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2024/11/21/why-knowledge-graphs-are-on-the-rise/
  • New Proteomic Analysis Maps Cytokine Signatures Driving IPF. (2025, November 21). AJMC. https://www.ajmc.com/view/new-proteomic-analysis-maps-cytokine-signatures-driving-ipf
Download PDF tentang How AI can improve storm surge (telah di download 0 kali)
  • AI 🤖 REx Mengungkap Jalur Ilmiah Repurposing Obat dengan Knowledge Graph
    Penelitian ini menganalisis pendekatan reinforcement learning REx yang mengintegrasikan fidelity dan relevance reward dalam knowledge graph biomedis untuk menghasilkan penjelasan ilmiah pada drug repurposing, menggeser paradigma dari akurasi prediksi semata menuju justifikasi saintifik berbasis reasoning chains.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan ai paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.