Setiap detak jantung manusia ternyata bersumber dari cahaya bintang. Penelitian kosmologi modern mengungkap bahwa tubuh kita—setiap gerakannya—digerakkan oleh energi matahari yang telah bermetamorfosis melalui rantai fotosintesis dan metabolisme.1 Ini bukan sekadar metafora puitis. Ketika kita menelusuri asal-usul energi dalam tubuh, kita menemukan bahwa setiap kalori berasal dari tumbuhan dan hewan yang kita konsumsi, yang pada gilirannya mendapat energi dari sinar matahari.
Matahari sebagai Sumber Kehidupan
Tubuh manusia tersusun dari materi seperti bebatuan dan sungai. Namun materi ini hidup, bergerak karena metabolisme makanan dan minuman yang kita konsumsi. "Jika saya menelusuri energi ini, saya melihat ia berasal dari tumbuhan dan hewan yang saya makan, dan jika saya telusuri lebih jauh, saya melihat ia berasal dari fotosintesis, yang berasal dari matahari," tulis Alexis Karpouzos dalam esainya.1 Bahkan hujan yang turun adalah hasil penguapan air oleh sinar matahari. Angin bertiup karena matahari memanaskan daratan dengan intensitas berbeda.
Raungan singa adalah ekspresi sinar matahari dalam bentuk garang. Semua yang manusia lakukan dengan mesin hanyalah sinar matahari dalam berbagai bentuknya.1 Listrik yang mengalir di kabel didorong oleh tenaga sinar matahari dari sungai (pembangkit listrik tenaga air). Bahkan lilin yang terbakar melepaskan energi sinar matahari yang tersimpan dalam lilin.
| Fenomena Alam 🌍 | Sumber Energi ⚡ | Proses Transformasi 🔄 |
|---|---|---|
| Hujan | Sinar Matahari | Penguapan air oleh panas matahari |
| Angin | Sinar Matahari | Pemanasan daratan yang tidak merata |
| Aliran Sungai | Sinar Matahari | Siklus hidrologi dari evaporasi |
| Fotosintesis | Sinar Matahari | Konversi cahaya menjadi energi kimia |
| Metabolisme Tubuh | Sinar Matahari | Rantai makanan dari produsen primer |
| Listrik Hidroelektrik | Sinar Matahari | Energi kinetik air dari siklus hujan |
| Pembakaran Lilin | Sinar Matahari | Pelepasan energi tersimpan dalam lilin |
Warisan Supernova: Unsur Berat di Bumi
Ada pengecualian menarik. Energi dari reaksi nuklir di Bumi berasal dari pemecahan atom dan pelepasan energi yang tersimpan di dalamnya.1 Sains modern memberitahu kita bahwa semua unsur berat di Bumi diciptakan dalam bintang yang hidup dahulu kala. Di akhir hidupnya, bintang itu meledak dalam supernova (ledakan bintang raksasa), dan energi besar dari ledakan itu tersimpan dalam unsur-unsur berat seperti uranium.
Meskipun bukan sinar matahari kita sekarang, ketika kita memecah atom, kita melepaskan energi yang tersimpan dalam atom itu selama ledakan supernova tersebut. Faktanya, semua unsur berat di Bumi seperti karbon dan oksigen diciptakan oleh matahari itu dari hidrogen dan helium selama masa hidupnya yang panjang.1 Keberadaan material seluruh planet kita—dengan bebatuan, tanah, air, dan udaranya—pada akhirnya berasal dari bintang itu.
Ekspansi Ruang dan Kelahiran Energi
Bintang-bintang mendapatkan energinya dari gaya gravitasi yang menyatukan unsur-unsur ringan di ruang angkasa. Ketika gravitasi memampatkan mereka dengan kuat, unsur-unsur ini menyatu (fusion/fusi) dan melepaskan energi.1 Energi yang dilepaskan berasal dari fakta bahwa unsur-unsur ringan ini terpisah sejak awal. Dan energi pemisahan itu adalah ekspansi misterius dari ruang seluruh alam semesta!
Ekspansi ruang ini juga yang menciptakan unsur-unsur ringan itu pertama kali. Sebelum ruang mengembang dan alam semesta mendingin, semua unsur ringan ini sangat panas dan berdekatan. Bahkan lebih awal dari itu, energinya begitu tinggi sehingga materi tidak ada sama sekali—seluruh alam semesta adalah radiasi murni.1 Ketika alam semesta mendingin dan mengembang, sebagian radiasinya "mengkristal" menjadi materi, seperti air membeku menjadi es. Jadi materi itu sendiri, sebagaimana Einstein ajarkan, sebenarnya adalah energi.
Kembali ke Titik Nol: Radiasi Kosmik
Lebih awal lagi, ketika alam semesta sangat sangat kecil, energinya sangat tinggi sehingga radiasi menyatu dengan ruang dan waktu. Tidak ada wadah dan yang terwadahi. Tidak ada ruang, tidak ada waktu, tidak ada radiasi—semua perbedaan larut.1
Jika kita telusuri detak jantung kita ke sumber ultimatnya, kita menemukan jantung kosmos yang bercahaya. Kita menemukan seluruh ruang dan waktu, dan kekuatan misterius ekspansi ruang di pangkuan kosmos yang melahirkan materi dan kekuatan matahari—yang merupakan penciptaan kembali radiasi asli di sumber alam semesta.1 Detak jantung kita adalah penciptaan kembali sinar matahari. Kita diberdayakan oleh, dan tersusun dari, jantung kosmos yang bercahaya.
Menurut pemahaman ini, kita adalah satu dengan semua yang pernah ada dan semua yang akan ada. "Kita mengalami persekutuan mistis subjektif dengan alam semesta yang evolusioner dan emergent (muncul)," papar Karpouzos.2 Kita adalah alam semesta itu sendiri. Semua sejarah ilmiah ini tenggelam secara ontologis ke nol—nol mendominasi segalanya, segala sesuatu adalah sisi lain dari kehampaan.
Identitas Tanpa Batas
Rumah kita ada di mana-mana dan tidak di mana-mana. Identitas kita adalah tanpa identitas. Kita bukan pemilik tetapi utusan dari ketakterbatasan—kehampaan terbuka untuk segalanya, abadi dan bebas.1 Perspektif ini mengubah cara kita memandang diri dan tempat kita di kosmos, menghubungkan sains modern dengan tradisi mistisisme kuno yang selalu melihat kesatuan dalam keberagaman.
Kesimpulan
Penelusuran ilmiah terhadap sumber energi kehidupan membawa kita pada kesimpulan mengejutkan: setiap gerakan tubuh kita, setiap detak jantung, adalah manifestasi dari cahaya bintang—baik matahari kita saat ini maupun bintang-bintang purba yang meledak miliaran tahun lalu. Materi penyusun tubuh kita berasal dari ledakan supernova, sementara energi yang menggerakkannya berasal dari ekspansi alam semesta itu sendiri. Pemahaman ini tidak hanya memperkaya wawasan ilmiah kita, tetapi juga membuka perspektif filosofis bahwa manusia dan alam semesta adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan—kita adalah kosmos yang menyadari dirinya sendiri.
Daftar Pustaka
- Karpouzos, A. (2021, April 8). The Heart of the Cosmos. Alexis Karpouzos. https://www.alexiskarpouzos.com/the-heart-of-the-cosmos/
- Ibid.

