{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}Filsuf LaBossiere 🤔 Pertanyakan Realitas: Apakah Saya Iblis Diri Sendiri? - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Filsuf LaBossiere 🤔 Pertanyakan Realitas: Apakah Saya Iblis Diri Sendiri?
8
November 2025

Filsuf LaBossiere 🤔 Pertanyakan Realitas: Apakah Saya Iblis Diri Sendiri?

  • 2
  • 08 November 2025
Filsuf LaBossiere 🤔 Pertanyakan Realitas: Apakah Saya Iblis Diri Sendiri?

Michael LaBossiere, seorang filsuf kontemporer, pada 8 November 2025 menerbitkan esai filosofis yang menggugah tentang problem dunia eksternal (external world problem) dalam epistemologi (teori pengetahuan). Tulisan berjudul "Am I My Own Demon?" ini mengeksplorasi kemungkinan radikal bahwa realitas yang kita alami mungkin merupakan konstruksi penipuan—entah dari iblis jahat, simulasi teknologi, atau bahkan dari diri kita sendiri1. Pertanyaan mendasar yang diajukan: bagaimana membuktikan bahwa dunia yang tampak nyata ini benar-benar ada di luar pikiran kita?

Dari Skeptisisme Kuno hingga Matrix Modern

Problem ini bukan hal baru. Skeptikus zaman kuno sudah mempertanyakan apakah pengalaman kita hanyalah mimpi1. Kemudian René Descartes—filsuf Prancis abad ke-17 yang dikenal sebagai bapak filsafat modern—menambahkan elemen baru dengan hipotesis evil demon (iblis jahat) yang sengaja menipu manusia2. Menariknya, Descartes tak banyak menjelaskan motif iblis tersebut.

Seiring waktu, penipuan supernatural bergeser ke skenario teknologi: otak dalam tabung (brain-in-a-vat), prekursor konsep virtual reality modern. Trilogi The Matrix karya Wachowski menjadi representasi populer dari gagasan ini, dengan backstory yang menjelaskan mengapa manusia terperangkap dalam simulasi3. Film tersebut masih relevan hingga kini, bahkan Warner Bros. tengah mengembangkan film Matrix kelima4.

Mengapa Dunia Begitu Buruk?

LaBossiere mendalami aspek yang jarang dibahas: motif di balik penipuan. Ia mengutip David Hume—filsuf empiris Skotlandia yang terkenal dengan skeptisisme filosofisnya—yang dalam formulasi problem of evil mencatat bahwa dunia "dipenuhi penyakit, penuh penderitaan, dan dibanjiri hal-hal menjengkelkan"1. Hume, yang lahir tahun 1711, meninggalkan warisan pemikiran empirisme dan naturalisme yang masih diperdebatkan hingga sekarang5.

Hipotesis 🔍PenjelasanImplikasi
Iblis Supernatural 👹Entitas jahat menipu dari malice atau sebagai hukumanMelanggar Occam's Razor (terlalu kompleks)
Hukuman Virtual ⚖️Kita menjalani hukuman tanpa ingatan kejahatanSistem keadilan yang kejam dan tidak transparan
Eksperimen Ilmiah 🧪Peneliti mungkin tak peduli atau tak sadar subjek menderitaRefleksi perlakuan ilmuwan terhadap subjek riset
Permainan/Simulasi 🎮Dunia adalah game yang buruk atau sistem pendidikan karakterPenderitaan sebagai mekanisme pembelajaran
Solipsisme 🪞Hanya saya yang ada, dunia proyeksi mimpi buruk sayaSaya adalah iblis bagi diri sendiri

Solipsisme: Saat Kita Menjadi Iblis Sendiri

Kemungkinan paling radikal yang diajukan LaBossiere adalah solipsisme—gagasan bahwa hanya diri kita yang benar-benar ada. Tanggapan intuitif: jika saya menciptakan dunia, mengapa tidak membuatnya lebih baik? LaBossiere menjawab dengan menganalogikan mimpi buruk (nightmares)1. Kita sering mengalami mimpi buruk tanpa kontrol penuh. Jika mimpi—yang berasal dari diri kita—bisa mengerikan, maka masuk akal bila dunia "bangun" yang lebih vivid dan konsisten juga buruk karena berasal dari sumber yang sama.

Dalam skenario ini, dunia bangun lebih teratur karena kita terjaga penuh; dunia mimpi kacau karena kelelahan mental. "Dalam kasus ini, saya adalah iblis saya sendiri," tulis LaBossiere1.

Problem Pikiran Lain dan Etika

Pertanyaan lanjutan: apakah orang lain yang kita temui adalah konstruksi kosong atau "tahanan" sejati? LaBossiere mengakui kita tak bisa memecahkan problem of other minds ini. Namun justru ketidaktahuan ini memunculkan dasar moral: karena mereka mungkin saja sesama tahanan, kita harus memperlakukan mereka sedemikian1. Prinsip kehati-hatian etis ini menjadi satu-satunya pegangan dalam ketidakpastian epistemologis total.

Relevansi dengan Epistemologi Kontemporer

Pembahasan LaBossiere menggemakan perdebatan panjang dalam epistemologi sosial kontemporer tentang status testimonial grounding untuk kepercayaan dan pengetahuan6. Hume sendiri pernah membahas topik ini dalam karyanya, menunjukkan kontinuitas masalah epistemologis lintas generasi. Epistemologi—studi tentang pengetahuan—dan ontologi—studi tentang keberadaan—tetap menjadi fondasi pemahaman manusia tentang dunia7.

Metode keraguan metodis (methodic doubt) Descartes, yang dibahas ulang dalam konteks pencarian pengetahuan autentik, tetap menjadi alat penting untuk meneliti dasar kepercayaan kita8. "Cogito ergo sum" (Saya berpikir maka saya ada) Descartes mencoba menjawab skeptisisme radikal ini2.

Kesimpulan

Esai LaBossiere mengajak kita merenungkan kembali problem klasik dengan perspektif segar. Entah dunia ini penipuan supernatural, simulasi teknologi, atau proyeksi mimpi buruk kita sendiri, satu hal tetap: ketidakpastian epistemologis tidak menghapuskan tanggung jawab etis. Bahkan dalam ketidaktahuan total tentang realitas, kita tetap harus bertindak seolah orang lain adalah sesama manusia yang menderita. Paradoks ini—bahwa skeptisisme radikal justru memunculkan imperatif moral—menjadi kontribusi menarik dalam diskusi filsafat kontemporer.

Daftar Pustaka

  • LaBossiere, M. (2025, 8 November). Am I My Own Demon? A Philosophers Blog. https://aphilosopher.drmcl.com/2025/11/08/am-i-my-own-demon/
  • Independent. (2021, 27 Juli). Rene Descartes: The first modern philosopher. https://www.independent.co.uk/independentpremium/rene-descartes-modern-great-philosopher-b1890723.html
  • ComicBook.com. (2025, 7 November). 20 Years Ago, The Matrix Got an Entirely New Ending That Many People Missed. https://comicbook.com/gaming/feature/the-matrix-path-of-neo-alternate-ending/
  • USA Today. (2024, 2 April). 'The Matrix 5' is in the works at Warner Bros., produced by Lana Wachowski: What we know. https://www.usatoday.com/story/entertainment/movies/2024/04/03/the-matrix-5-sequel-drew-goddard-wachowskis/73195218007/
  • Pikiran Rakyat. (2022, 8 November). Biografi Singkat Filsuf David Hume, Pencetus Empirisme dari Skotlandia. https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/amp/pr-015809350/biografi-singkat-filsuf-david-hume-pencetus-empirisme-dari-skotlandia
  • Scielo Brasil. (2025, 21 Juli). Testimony and intellectual virtues in Hume's epistemology. https://www.scielo.br/j/trans/a/BKDdsqWwMFhtCqChHwNCZbq/
  • Modern Ghana. (2024, 21 November). Epistemology and Ontology: Foundations of Human Understanding and Being. https://www.modernghana.com/news/1359205/epistemology-and-ontology-foundations-of-human.html
  • Europe PMC. (2024, 16 Oktober). Rene Descartes Methodic Doubt; A Tool for Authentic Knowledge. https://europepmc.org/article/PPR/PPR929407
Download PDF tentang Analisis Epistemologis Problem (telah di download 9 kali)
  • Filsuf LaBossiere 🤔 Pertanyakan Realitas: Apakah Saya Iblis Diri Sendiri?
    Penelitian ini mengeksplorasi evolusi problem dunia eksternal dalam epistemologi melalui analisis komparatif antara skeptisisme klasik Descartes dan Hume dengan formulasi kontemporer LaBossiere tentang solipsisme generatif, menggunakan kerangka analogi mimpi buruk sebagai mekanisme penjelasan bagi kejahatan dunia yang dialami.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.