Pertanyaan mendasar tentang realitas kembali mencuat. Michael LaBossiere, seorang filsuf, menganalisis argumen simulasi yang dikemukakan Elon Musk—bahwa kita mungkin karakter dalam video game (permainan video).1 Argumen ini bukan baru. Skeptikus klasik mempertanyakan dunia eksternal sejak dulu, dari mimpi hingga brain-in-a-vat (otak dalam toples) Descartes.
Struktur Argumen Statistik
LaBossiere menjelaskan argumen simulasi menggunakan silogisme statistik. Bentuknya sederhana namun kuat.1 Premis pertama: mayoritas dunia adalah simulasi. Premis kedua: ini adalah dunia. Kesimpulan? Ini simulasi.
| Komponen 🧩 | Argumen Simulasi 💻 | Analogi Bakteri 🦠 |
|---|---|---|
| Premis 1 | Kebanyakan dunia adalah simulasi | Kebanyakan organisme adalah bakteri |
| Premis 2 | Ini adalah dunia | Anda adalah organisme |
| Kesimpulan | Ini adalah simulasi | Anda adalah bakteri |
| Kelemahan 🔍 | Mengabaikan bukti spesifik dunia ini | Mengabaikan fakta multiselular |
| Kekuatan Argumen ⚡ | Logika valid jika premis benar | Logika valid jika premis benar |
| Kebutuhan Tambahan 📊 | Bukti total untuk dunia spesifik | Karakteristik organisme spesifik |
| Status Penelitian 🔬 | Fisikawan klaim realitas tak tersimulasi | Fakta biologis jelas |
Masalah Logika dan Bukti
Perbandingan Bakteri
Analogi menarik muncul. Sama seperti argumen simulasi, kita bisa berargumen: kebanyakan organisme adalah bakteri, Anda organisme, maka Anda bakteri.1 Tentu saja absurd! Anda bukan bakteri.
Ini menunjukkan pentingnya bukti total (total evidence). Fakta spesifik tentang diri Anda—multiselular, misalnya—mengalahkan argumen statistik umum. Penalaran serupa berlaku untuk argumen simulasi.
Bukti Dunia Nyata
Penelitian terkini memberikan pencerahan. Fisikawan mengklaim telah membuktikan bahwa sifat fundamental realitas tidak dapat disimulasikan komputer manapun.2 Ini memperkuat pandangan LaBossiere bahwa saat ini, klaim simulasi paling banter setara dengan klaim dunia nyata.
LaBossiere mencatat: kita tidak menemukan glitches (kesalahan program), tidak menemui orang luar dari realitas, tidak ada sistem keluar seperti holodeck Star Trek.1 Ya, ini konsisten dengan simulasi sempurna—tetapi juga dengan dunia nyata biasa.
Paradoks Argumen Pendukung
Ironi muncul dalam pembuktian. Argumen pro-simulasi biasanya mengklaim: alam semesta nyata berisi peradaban maju yang menciptakan simulasi kompleks dalam jumlah besar.1 Masalahnya? Argumen ini menggunakan klaim tentang dunia eksternal nyata untuk membuktikan dunia ini tidak nyata!
Seperti kata LaBossiere: menarik inferensi dari simulasi ke realitas lebih besar seperti penduduk cerdas dunia Pac Man mencoba menarik kesimpulan tentang dunia kita.1 Melvin Vopson, profesor fisika, bahkan mengklaim punya cara mudah membuktikan kita karakter dalam dunia virtual.3
Prinsip Kesederhanaan
LaBossiere menerapkan pisau Occam (Occam's razor). Lebih sederhana menerima dunia ini nyata daripada mengklaim ada dunia nyata di luar simulasi kita.1 Kenapa menambah lapisan realitas tanpa perlu?
Hipotesis simulasi memerlukan penerimaan dunia nyata plus dunia simulasi kita. Mengapa tidak langsung dunia ini saja yang nyata? Ekonomi penjelasan mendukung realitas langsung.
Kesimpulan
Argumen simulasi secara logis valid tetapi tidak meyakinkan tanpa bukti kuat. Posisi paling masuk akal: klaim simulasi setara dengan klaim realitas karena semua bukti konsisten dengan keduanya. Penelitian fisika terbaru bahkan menunjukkan realitas fundamental tidak dapat disimulasikan. Prinsip kesederhanaan dan ketiadaan bukti glitch mendukung pandangan bahwa dunia ini memang nyata, bukan simulasi komputer canggih.
Daftar Pustaka
- LaBossiere, Michael. "Simulated Living." A Philosophers Blog, 4 November 2025. https://aphilosopher.drmcl.com/2025/11/04/simulated-living/
- "Physicists Say They've Proven Whether We're Living in a Simulation." MSN, 8 November 2025. https://www.msn.com/en-us/news/technology/physicists-say-they-ve-proven-whether-we-re-living-in-a-simulation/ar-AA1Q2V3H
- "Are we living in a simulation? Scientist claims we're simply characters in an advanced virtual world." Daily Mail, 28 Desember 2023. https://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-12880829/Are-living-simulation-Scientist-claims-simply-characters-advanced-virtual-world-says-easy-way-prove-it.html


