{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}Fakultas Filsafat di Perguruan Tinggi Hadapi Krisis Partisipasi Fakultas - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Fakultas Filsafat di Perguruan Tinggi Hadapi Krisis Partisipasi Fakultas
11
September 2025

Fakultas Filsafat di Perguruan Tinggi Hadapi Krisis Partisipasi Fakultas

  • 4
  • 11 September 2025
Fakultas Filsafat di Perguruan Tinggi Hadapi Krisis Partisipasi Fakultas

Hasil survei terbaru mengungkapkan fenomena mengkhawatirkan dalam dunia akademik filsafat: penurunan signifikan partisipasi fakultas dalam kegiatan intelektual kolektif. Penelitian yang dilakukan oleh Annalisa Costella dari Vrije Universiteit Amsterdam dan Kritika Maheshwari dari Delft University of Technology menunjukkan bahwa hampir separuh responden menilai keterlibatan fakultas di departemen mereka tidak memuaskan1.

Temuan Survei Mengejutkan

Lebih dari empat ratus orang, mulai dari mahasiswa MA hingga profesor senior, merespons survei yang dijalankan sebagai tindak lanjut dari diskusi sebelumnya di Daily Nous. Menariknya, terlepas dari apakah orang mengalami penurunan atau peningkatan partisipasi fakultas, tingkat kepuasan mereka terbagi rata2. "Sekitar setengah menilai partisipasi fakultas di departemen mereka sangat rendah; sisanya menganggapnya memadai atau sangat baik," ungkap hasil penelitian.

Yang lebih mengejutkan lagi, pembagian ini muncul di semua tahap karier dan jenis institusi. Bahkan di antara mereka yg tidak setuju tentang arah perubahan terkini, kepuasan keseluruhan masih mendekati lima puluh-lima puluh. Fenomena ini menandakan adanya masalah sistemik dalam komunitas akademik filsafat3.

Faktor-Faktor Penyebab Penurunan

Tekanan Institusional dan Beban Administratif

Survei mengidentifikasi beberapa faktor konvergen di balik penurunan partisipasi. Universitas semakin menekankan output penelitian yg dapat diukur sambil memberikan lebih sedikit sumber daya untuk komunitas intelektual. Fakultas menghadapi beban administratif yang meningkat, beban mengajar, dan metrik produktivitas yang meninggalkan sedikit waktu untuk keterlibatan kollegial yang berkelanjutan4.

Kecemasan Pasar Kerja Akademik

Mahasiswa pascasarjana dan fakultas karier awal, menghadapi pasar kerja yg semakin kompetitif, sering memandang seminar sebagai investasi buruk dibandingkan presentasi konferensi dan publikasi. Logika pragmatis ini, meskipun dapat dimengerti dlm konteks persaingan akademik, mengabaikan manfaat penting dari keterlibatan departemen5.

Teknologi dan Fragmentasi Perhatian

Alat digital memungkinkan bentuk-bentuk keterlibatan baru seperti kelompok baca online dan konferensi virtual, tetapi juga dapat memfragmentasi perhatian dan mengurangi interaksi spontan. Filsafat telah menjadi lebih profesional dan individualistik. Di mana generasi sebelumnya mungkin melihat kehidupan departemen sbg pusat identitas intelektual, banyak yg sekarang memandangnya sebagai layanan komunitas opsional6.

Model Kewarganegaraan Akademik

Para peneliti mengusulkan model "kewarganegaraan akademik" sebagai solusi potensial. Model ini menavigasi antara model klub dan korporat dengan menarik paralel dengan kewarganegaraan politik: sama seperti partisipasi sipil melibatkan hak dan tanggung jawab, keterlibatan sukarela dan ekspektasi yang sah, kewarganegaraan akademik mencakup kebebasan untuk memilih bagaimana kita berkontribusi pada penyelidikan kolektif dan pengakuan bahwa bentuk-bentuk non-partisipasi tertentu mungkin tidak memenuhi apa yg kita berutang kepada rekan-rekan kita7.

Pluralisme dalam Partisipasi

Pendekatan pluralistik terhadap keterlibatan departemen memperlakukan seminar tatap muka, pertemuan hibrid, dan forum lainnya bukan sebagai hierarki tetapi sebagai ekosistem mode penyelidikan yg sah. Namun, proliferasi format dan venue untuk interaksi tidak menciptakan lebih banyak jam. Setiap saluran tambahan bersaing untuk perhatian terbatas yg sama dan berisiko memecah percakapan8.

Intervensi Institusional yang Diperlukan

Solusi berkelanjutan memerlukan komitmen institusional untuk mendukung tanggung jawab yang diperlukan model kewarganegaraan akademik. Beberapa intervensi modest dapat mencakup "jam seminar ketua," di mana kepala departemen berkomitmen sebulan sekali untuk menghadiri pembicaraan dan menjadi tuan rumah tanya jawab informal, memodelkan nilai penyelidikan kolektif tanpa menguranginya menjadi latihan kotak centang yang perfungsioner9.

Departemen juga dapat mempekerjakan pemimpin seminar khusus atau setidaknya menciptakan sistem rotasi transparan dan tunjangan kecil atau pembebasan kursus yg mengakui waktu dan energi yang diperlukan untuk mempertahankan komunitas intelektual yang dinamis10.

Kesimpulan

Penurunan tren partisipasi fakultas dalam kegiatan intelektual kolektif bukan hanya masalah parokial tetapi pertanyaan luas profesi tentang bagaimana kita melakukan filsafat bersama sebagai komunitas. Jika kita peduli tentang masa depan departemen kita - bukan hanya sebagai tempat output, tetapi sebagai ruang penyelidikan kolektif, pertumbuhan, dan pengakuan bersama - maka tren penurunan partisipasi fakultas layak mendapat perhatian berkelanjutan dari seluruh komunitas akademik.

Referensi

  • Weinberg, J. (2025, September 11). Philosophy Departments as Sites of Collective Intellectual Activities: A Follow-Up to the Poll. Daily Nous. https://dailynous.com/2025/09/11/philosophy-departments-as-sites-of-collective-intellectual-activities-a-follow-up-to-the-poll/
  • McDarrah, T. (2021, February 22). The Power Of Philosophy: Why We Should All Care. Forbes. https://www.forbes.com/sites/teddymcdarrah/2021/02/22/the-power-of-philosophy-why-we-should-all-care/
  • Times of India. (2023, June 2). Dept of philosophy struggles with limited faculty, lack of recognition. https://timesofindia.indiatimes.com/city/jaipur/dept-of-philosophy-struggles-with-limited-faculty-lack-of-recognition/articleshow/100691716.cms
  • The Telegraph India. (2023, March 12). Across campuses, a crisis of philosophy. https://www.telegraphindia.com/india/across-campuses-a-crisis-of-philosophy/cid/1921909
  • Miami University. (2023, September 5). Career Pathways. https://miamioh.edu/cas/departments/philosophy/student-resources/careers.html
  • ABC Radio National. (2016, May 23). What good is public philosophy? https://www.abc.net.au/radionational/programs/philosopherszone/what-good-is-public-philosophy/7437036
  • The Hoya. (2009, April 2). Bringing Georgetown Back to Intellectual Life. https://thehoya.com/uncategorized/bringing-georgetown-back-to-intellectual-life/
  • Monitor Uganda. (2025, March 28). Bring debating back to intellectual and social life. https://www.monitor.co.ug/uganda/lifestyle/reviews-profiles/bring-debating-back-to-intellectual-and-social-life-4983834
  • Boston College. (2024, April 8). M.A. in Philosophy. https://www.bc.edu/bc-web/schools/morrissey/departments/philosophy/graduate/MA-program/
  • UCA News. (2024, July 30). Jesuits and the intellectual life. https://www.ucanews.com/news/jesuits-and-the-intellectual-life/105883
Download PDF tentang Departemen Filsafat sebagai Lo (telah di download 4 kali)
  • Fakultas Filsafat di Perguruan Tinggi Hadapi Krisis Partisipasi Fakultas
    Penelitian ini mengeksplorasi fenomena penurunan partisipasi fakultas dalam kegiatan intelektual kolektif di departemen filsafat, berdasarkan survei terhadap lebih dari 400 responden dari berbagai tingkat karier akademik. Analisis mengungkapkan kompleksitas dinamika partisipasi, faktor-faktor institusional yang mempengaruhinya, dan usulan model kewarganegaraan akademik sebagai framework normatif untuk memahami tanggung jawab kolektif dalam komunitas filosofis. Temuan menunjukkan perlunya pendekatan pluralistik dalam memfasilitasi keterlibatan intelektual yang bermakna.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.