{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}Membangun Komunikasi 💬 Online yang Lebih Manusiawi dan Empatik - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Membangun Komunikasi 💬 Online yang Lebih Manusiawi dan Empatik
30
October 2025

Membangun Komunikasi 💬 Online yang Lebih Manusiawi dan Empatik

  • 1
  • 30 October 2025
Membangun Komunikasi 💬 Online yang Lebih Manusiawi dan Empatik

30 Oktober 2025 - Komunikasi digital semakin mendominasi kehidupan kita. Namun, tantangan besar muncul: bagaimana kita bisa tetap saling memahami dengan baik ketika berinteraksi melalui layar? Lizzy Ventham dari American Philosophical Association (APA) mengangkat isu penting tentang bagaimana kita seharusnya memperlakukan satu sama lain di ruang online1. Peringatan sudah sering kita dengar—jangan baca kolom komentar, wawancara kerja lebih baik tatap muka, pembicaraan serius sebaiknya langsung bertemu.

Mengapa Komunikasi Online Terasa Lebih Sulit?

Keuntungan komunikasi online jelas ada banyak. Privasi terjaga, kontrol lebih besar, menghubungkan orang-orang yang jaraknya jauh1. Tapi itu semua tidak menghilangkan fakta bahwa berinteraksi secara online bisa lebih menantang. Ventham mendiagnosis masalah utamanya: jumlah informasi yang tersampaikan dalam interaksi online cenderung lebih sedikit1.

Bayangkan diskusi dengan teman di Facebook dibandingkan ngobrol di rumah. Atau chatting lewat teks versus berbincang di kafe. Kata-katanya mungkin sama persis1. Tetapi ada yang hilang—penekanan suara, bahasa tubuh, cara seseorang mengatakannya, lingkungan di luar layar video.

Aspek 📊Komunikasi Tatap Muka 👥Komunikasi Online 💻
Informasi Non-VerbalLengkap (ekspresi, postur, gestur)Terbatas atau tidak ada
Konteks LingkunganTerlihat sepenuhnyaTerbatas pada frame layar
Intonasi SuaraJelas dan naturalBergantung pada medium (teks/audio/video)
Kontrol Presentasi DiriLebih spontanLebih dikurasi dan terkontrol
Kerentanan yang TerlihatMudah terdeteksi (gugup, ragu)Sering disembunyikan atau tidak terlihat
Kedekatan EmosionalLebih mudah terbangunMemerlukan usaha ekstra
Respons Real-timeImmediate dan naturalBisa tertunda atau dipikirkan dulu

Analogi Sarapan: Warna versus Hitam-Putih

Ventham memberikan analogi menarik: seperti melihat menu sarapan dengan gambar berwarna versus hitam-putih1. Kamu masih bisa lihat item yang sama—hash browns, kacang, roti panggang, alpukat. Tapi gambar berwarna memberimu kesan lebih baik tentang seberapa lezat makanan itu. Sarapan terasa lebih hidup di pikiranmu, hampir bisa kamu rasakan1.

Begitu pula komunikasi. Ide yang lebih jelas tentang dengan siapa kita berbicara membantu kita membayangkan perspektif mereka1. Melihat mereka sebagai manusia nyata, bukan sekadar avatar atau nama di layar. Penelitian menunjukkan bahwa komunikasi efektif memerlukan active listening (mendengarkan aktif)—memberikan perhatian penuh dan menghindari interupsi2.

Perkembangan Positif dan Solusi Kreatif

Kabar baiknya? Ini bukan masalah yang tak bisa diatasi. Tidak ada yang inheren dari komunikasi online yang membuatnya selalu inferior1. Bahkan, situasinya terus membaik. Voice messages (pesan suara), video calling (panggilan video), semuanya semakin baik meniru komunikasi fisik1.

Lebih dari itu, pengaturan online memungkinkan kita berkomunikasi secara berbeda dan menyampaikan hal-hal yang unik. Emoji berkembang jauh melampaui sekadar meniru senyum atau cekikikan fisik1. Kini kita punya bahasa bersama yang terus berkembang—gambar kecil yang digunakan secara ironis, tulus, provokatif, atau sugestif1.

Inovasi dalam Bahasa Digital

Dalam banyak komunikasi online, kita menggunakan tanda baca dan singkatan secara kreatif. Bayangkan merespons pesan panjang hanya dengan tiga titik1. Atau menambahkan reaksi langsung ke pesan orang lain, mengirim link gambar, menggunakan meme. Meme cepat bisa mereferensikan sejarah bersama, nilai politik, momen budaya1.

Komunikasi yang baik adalah seni dan sains sekaligus3. Para ahli menekankan pentingnya keterampilan komunikasi yang baik sebagai kunci sukses profesional4. Bahkan ada rekomendasi buku-buku terbaik untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, seperti karya Dale Carnegie yang legendaris5.

Kontrol dan Kerentanan: Dua Sisi Mata Uang

Ventham mengidentifikasi aspek penting lainnya: jenis informasi yang tersampaikan. Kontrol yang lebih besar dalam komunikasi online punya sisi positif—bagus untuk privasi, keamanan, kebebasan, penentuan nasib sendiri1. Namun ada satu cara di mana kontrol ini bisa buruk untuk bagaimana kita memperlakukan satu sama lain.

Karena kontrol yang meningkat, banyak informasi yang tidak kita bagikan meskipun diberi pilihan format komunikasi yang lebih luas1. Kadang karena norma sosial (masuk akal memperkenalkan diri di pesta, tapi tidak perlu di posting Facebook teman). Kadang karena kita tidak tahu informasi apa yang penting dikomunikasikan—postur atau ekspresi kita bisa memberitahu banyak tentang perasaan kita tanpa kita sadari1.

Dan kadang karena kita memang tidak ingin membagikan informasi tersebut, terutama tentang kerentanan kita seperti kegugupan atau keraguan1. Kita mengkurasi bagaimana kita terlihat secara online jauh lebih banyak. Bahkan dalam panggilan video, kita cenderung lebih sering melihat layar kita sendiri untuk mengecek penampilan daripada melihat orang yang kita ajak bicara1.

Informasi yang Membuat Kita Lebih Manusiawi

Kemungkinan besar, jenis informasi inilah yang tepat untuk memungkinkan kita lebih memahami, berempati, dan peduli satu sama lain1. Kita mungkin lebih mudah melihat satu sama lain sebagai manusia ketika mendapat gambaran yang lebih lengkap dan bulat—dengan semua keanehan, kesalahan, dan kerentanan yang disertakan1.

Ketika kamu bisa melihat sikap gugupku dan mendengar tawaku yang aneh, kemanusiaanku mungkin terasa lebih hidup—seperti sarapan berwarna1. Komunikasi yang buruk sering disebut sebagai penyebab utama perceraian di zaman modern6, menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang efektif dalam berbagai aspek kehidupan.

Kesimpulan: Optimisme dengan Kesadaran

Diagnosis Ventham tidak dimaksudkan sebagai penjelasan lengkap mengapa ruang online kadang kurang subur untuk komunikasi yang penuh perhatian dan kasih sayang1. Tetapi ini adalah satu aspek yang bisa membuat perbedaan, dan patut untuk diteorikan lebih lanjut.

Meskipun jenis informasi ini jauh lebih sulit tersampaikan dalam komunikasi online, kita tidak boleh sepenuhnya pesimis1. Kontrol, ketika kita memilikinya, tetap datang dengan sejumlah keuntungan. Dan kemungkinan besar ini adalah cara lain di mana kita terus meningkat, semakin banyak kita berbicara satu sama lain secara online1.

Sama seperti kita akan terus menjadi lebih baik dalam apa yang kita komunikasikan secara eksplisit, kita juga akan semakin baik dalam membaca informasi implisit—keraguan, keraguan, kerentanan—di antara baris-baris1. Komunikasi yang baik bisa membuat perbedaan antara karyawan yang percaya diri dan termotivasi dengan tim yang tidak produktif dengan moral rendah7.

Tantangan komunikasi efektif di tempat kerja masih ada karena asumsi bahwa mengetahui seperti apa komunikasi yang baik sama dengan melakukannya—padahal tidak8. Kita semua perlu terus belajar dan beradaptasi dengan evolusi komunikasi digital sambil tetap menjaga aspek kemanusiaan yang membuat interaksi kita bermakna.

Daftar Pustaka

  • Ventham, Lizzy. "Treating Each Other Well in Online Spaces." Blog of the APA, 30 Oktober 2025. https://blog.apaonline.org/2025/10/30/treating-each-other-well-in-online-spaces/
  • "How to improve communication skills: 6 simple habits and tips." Times of India, 26 Juni 2025. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/relationships/work/how-to-improve-communication-skills-5-simple-habits-and-tips/photostory/122021458.cms
  • "Effective communication can change everything." HR Magazine, 11 Februari 2024. https://www.hrmagazine.co.uk/content/insights/effective-communication-can-change-everything
  • "Good communication skills essential to succeed professionally." The Hindu, 7 April 2025. https://www.thehindu.com/news/national/karnataka/good-communication-skills-essential-to-succeed-professionally/article69423338.ece
  • "10 Must-Read Books To Improve Communication Skills." Forbes, 30 April 2025. https://www.forbes.com/sites/entertainment/article/communication-books/
  • "7 Communication Reminders for Successful Relationships." MSN, 17 Februari 2025. https://www.msn.com/en-in/lifestyle/horoscope/7-communication-reminders-for-successful-relationships/ar-AA1zcB4K
  • "Why communication is key to success." Cornwall Seaway News, 16 Oktober 2025. https://www.cornwallseawaynews.com/local/why-communication-is-key-to-success/
  • Hamilton, Diane. "Why Is Effective Communication Still So Challenging In The Workplace?" Forbes, 23 April 2025. https://www.forbes.com/sites/dianehamilton/2025/04/23/why-is-effective-communication-still-so-challenging-in-the-workplace/
Download PDF tentang Dimensi Filosofis Komunikasi E (telah di download 0 kali)
  • Membangun Komunikasi 💬 Online yang Lebih Manusiawi dan Empatik
    Penelitian ini mengeksplorasi tantangan dan peluang komunikasi digital dari perspektif filosofis, menganalisis bagaimana kuantitas dan jenis informasi yang tersampaikan memengaruhi kemampuan manusia untuk berempati dan saling memahami dalam interaksi mediasi teknologi.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.