Dunia kita sedang menghadapi dilema filosofis yang mendalam. 1 Nilai-nilai yg dulunya disepakati bersama seperti keadilan dan kesetaraan, kini menjadi alat untuk mempertahankan atau menggulingkan kekuasaan. Di sisi kiri politik, konsep "keadilan" dianggap sebagai cara untuk mempertahankan privilese, sementara "kebenaran" dipandang sebagai upaya mengklaim otoritas yg langgeng.
Fenomena ini bukan sekadar perdebatan akademis belaka. Menurut Dale Turner dari University of Toronto, Robin van den Akker dari Erasmus University College Rotterdam, dan penulis terkenal Janne Teller, masyarakat kita semakin terpecah karena tak ada lagi nilai-nilai yg disepakati bersama. 2 Diskusi publik menjadi terbatas oleh asosiasi tribal yg membuat dialog menjadi sulit, bahkan tak mungkin.
Mengapa Nilai-Nilai Universal Menjadi Kontroversial?
Transformasi ini terjadi karena beberapa faktor kompleks. Pertama, globalisasi telah mempertemukan berbagai budaya dgn sistem nilai yang berbeda-beda. 3 Kedua, media sosial mempercepat polarisasi opini publik. Ketiga, krisis kepercayaan terhadap institusi tradisional membuat orang mencari identitas baru melalui kelompok-kelompok eksklusif.
Di sisi kanan politik, "diversitas" dan "kesetaraan" dilihat sebagai cara untuk merusak status quo demi elit baru. Ini menunjukkan bagaimana konsep-konsep yang sama dapat diinterpretasikan secara bertolak belakang tergantung perspektif politik seseorang. 4 Bahayanya jelas terlihat: tanpa nilai-nilai yg disepakati, masyarakat menjadi semakin terpecah.
Dampak pada Kehidupan Bermasyarakat
Fragmentasi nilai-nilai ini berdampak nyata dlm kehidupan sehari-hari. Generasi Z, misalnya, sering kali memiliki pandangan yg sangat berbeda tentang bagaimana dunia seharusnya bekerja. 5 Mereka tumbuh dgn ekspektasi tertentu yg terkadang tidak sesuai dgn realitas, seperti mengharapkan kenaikan gaji tanpa memahami mekanisme evaluasi kinerja.
Hal ini juga terlihat dlm dunia pendidikan, di mana universitas Afrika didorong untuk menghasilkan lulusan yg lebih berorientasi pada nilai-nilai. 6 Ahli kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) Nnenna Nwakanma menekankan pentingnya institusi pendidikan tinggi menghasilkan lulusan yang memprioritaskan integritas dan etika.
Generasi Muda dan Tantangan Nilai
Orang tua menghadapi kesulitan mengajarkan nilai-nilai kepada anak-anak mereka di era digital ini. 7 Hampir sepertiga orang tua mendapati bahwa anak mereka telah melakukan pembelian online tanpa izin, dgn rata-rata pembelian mencapai $170. Ini menunjukkan bagaimana teknologi mengubah cara kita memahami dan mengajarkan nilai-nilai dasar seperti tanggung jawab finansial.
Namun, ada juga tanda-tanda positif. Beberapa individu masih memiliki karakter kuat yang ditunjukkan melalui tindakan mereka tanpa mengharapkan pujian. 8 Mereka tetap memegang janji, memperbaiki kesalahan sendiri, membantu secara diam-diam, dan tidak memamerkan kebaikan mereka di media sosial.
Pencarian Solusi: Antara Pencerahan Baru dan Nilai-Nilai Lama
Para ahli menawarkan beberapa pendekatan untuk mengatasi krisis ini. Pertama adalah membangun kembali dialog dgn mereka yg memiliki nilai dan kepercayaan berbeda, sambil menerima bahwa nilai-nilai kita mungkin tidak universal. 9 Pendekatan kedua adalah menciptakan pencerahan baru untuk memberikan dasar kemajuan yg bisa diterapkan untuk semua.
Alternatif ketiga adalah memperkuat nilai-nilai demokrasi liberal dari masa lalu. 10 Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization) memprediksi bahwa kecerdasan buatan dapat meningkatkan nilai perdagangan barang dan jasa hingga 40% pada tahun 2040, tetapi tanpa kebijakan yg memadai, teknologi ini juga bisa memperparah kesenjangan ekonomi.
Peran Teknologi dalam Membentuk Nilai
Teknologi, khususnya AI, memainkan peran yg semakin penting dlm membentuk nilai-nilai masyarakat. 11 True Corporation di Thailand, misalnya, menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat mendorong masyarakat menuju keberlanjutan. Data dari World Economic Forum menunjukkan bahwa pada tahun 2030, lebih dari 70% nilai ekonomi dunia akan bergantung pada teknologi dan inovasi.
Namun, teknologi juga membawa tantangan baru. Dalam dunia yang semakin digital, konsep seperti tokenisasi aset dunia nyata (Real-World Assets/RWA) membuka kemungkinan baru untuk aksesibilitas, transparansi, dan likuiditas. 12 Inovasi ini mengubah cara kita memahami kepemilikan dan nilai ekonomi.
Kesimpulan: Membangun Jembatan dalam Dunia yang Terpecah
Krisis nilai-nilai universal yg kita hadapi saat ini memerlukan pendekatan yg nuansed dan inklusif. Alih-alih memaksakan satu set nilai kepada semua orang, mungkin kita perlu belajar bagaimana hidup bersama dgn perbedaan fundamental sambil tetap mempertahankan dialog yg konstruktif.
Seperti yang ditunjukkan oleh berbagai contoh di atas, dari pendidikan hingga teknologi, tantangan ini memerlukan kolaborasi lintas sektor. 13 Kita perlu mencari cara untuk bertemu tanpa agenda tertentu, membangun hubungan otentik yang tidak didasarkan pada kepentingan sempit.
Yang pasti, dunia tanpa nilai-nilai bersama bukanlah pilihan yg viable. Kita harus menemukan cara untuk membangun jembatan di tengah perbedaan, menciptakan ruang dialog yg aman, dan mengembangkan pemahaman bersama tentang apa yang membuat kita manusiawi dalam dunia yg semakin kompleks ini.
Referensi
- 1. Philosophy For Our Times. (2025, 17 Juni). A world without values. The Institute of Art and Ideas.
- 2. UNODC. (2025, 23 Juni). Values Without Borders: Students Connect to Shape a More Ethical World. https://www.unodc.org/unodc/news/2025/June/values-without-borders_-students-connect-to-shape-a-more-ethical-world.html
- 3. UN News. (2025, 17 September). UN hails Colombia's first convictions under transitional justice measures as 'crucial milestone'. https://news.un.org/en/story/2025/09/1165871
- 4. OSV News. (2025, 21 September). Full text: Pope Leo XIV's Sept. 20, 2025, address for Jubilee of Justice. https://www.osvnews.com/full-text-pope-leo-xivs-sept-202025-address-for-jubilee-of-justice/
- 5. YourTango. (2025, 17 September). If A Gen Z Says These 11 Things, They Have No Idea How The Real World Works. https://www.yourtango.com/self/if-gen-z-says-these-things-have-no-idea-how-real-world-works
- 6. MSN. (2025, 18 September). Babcock alumna urges African varsities to produce value-driven graduates. https://www.msn.com/en-xl/society-culture-and-history/social-issues/babcock-alumna-urges-african-varsities-to-produce-value-driven-graduates/ar-AA1MPKmp
- 7. Grand Junction Sentinel. (2025, 15 September). Parents struggle to teach kids value of money in a digital world. https://www.gjsentinel.com/news/national/parents-struggle-to-teach-kids-value-of-money-in-a-digital-world/article_e6e35eff-8b5d-5c6b-bb27-dde5169766f9.html
- 8. VegOut Magazine. (2025, 18 September). You know you were raised with good values if you do these 10 things without expecting praise. https://vegoutmag.com/lifestyle/d-you-know-you-were-raised-with-good-values-if-you-do-these-10-things-without-expecting-praise/
- 9. BM Magazine. (2025, 19 September). Why Meeting People Without an Agenda Matters. https://bmmagazine.co.uk/opinion/why-meeting-people-without-an-agenda-matters/
- 10. Reuters. (2025, 17 September). AI set to transform global trade, says World Trade Organization report. https://www.reuters.com/business/ai-set-transform-global-trade-says-world-trade-organization-report-2025-09-17/
- 11. Thai PR. (2025, 18 September). True Corporation Ignites the Power of Innovators. https://www.thaipr.net/en/business_en/3644231
- 12. MSN. (2025, 9 September). Unlocking Real-World Value: Invest Mutual Broker on Tokenisation and Its Impact on Global Finance. https://www.msn.com/en-za/news/other/unlocking-real-world-value-invest-mutual-broker-on-tokenisation-and-its-impact-on-global-finance/ar-AA1McxlG
- 13. Inquirer. (2025, 14 September). Charting the future in a multipolar world: Reflections from the 23rd MAP CEO Conference. https://business.inquirer.net/547100/charting-the-future-in-a-multipolar-world-reflections-from-the-23rd-map-ceo-conference