{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}Filsafat Moral 🎯 Kant Tetap Relevan di Era Modern - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Filsafat Moral 🎯 Kant Tetap Relevan di Era Modern
24
February 2025

Filsafat Moral 🎯 Kant Tetap Relevan di Era Modern

  • 1
  • 24 February 2025
Filsafat Moral 🎯 Kant Tetap Relevan di Era Modern

Immanuel Kant, filsuf besar dari Jerman, menghasilkan karya monumental berjudul Critique of Practical Reason (Kritik atas Rasio Praktis) yang diterbitkan tahun 1788. Karya ini menjadi fondasi etika deontologis modern dan terus dipelajari hingga kini.1 Berbeda dengan Critique of Pure Reason yang membahas pengetahuan teoretis, karya kedua ini fokus pada tindakan moral dan tanggung jawab manusia.

Inti Pemikiran Moral Kant

Kant membedakan antara theoretical reason (rasio teoretis) dan practical reason (rasio praktis). Rasio teoretis berkaitan dengan "apa adanya", sementara rasio praktis berhubungan dengan "apa yang seharusnya"—pedoman tindakan moral.2 Konsep sentral filsafatnya adalah categorical imperative (imperatif kategoris), hukum moral yang mengikat semua makhluk rasional tanpa bergantung pada keinginan pribadi.

Aspek 📋Penjelasan
Imperatif KategorisPerintah moral tanpa syarat yang berlaku universal
Imperatif HipotesisPerintah bersyarat berdasarkan tujuan tertentu
Kewajiban (Duty)Tindakan berdasarkan rasio murni, bukan emosi
Otonomi 🔑Kemampuan membuat hukum moral sendiri melalui rasio
HeteronomiMoral yang ditentukan otoritas eksternal
Summum Bonum ⭐Kebaikan tertinggi: gabungan kebajikan dan kebahagiaan
Postulat PraktisKebebasan, keabadian jiwa, dan eksistensi Tuhan

Kant menekankan bahwa nilai moral sejati terletak pada tindakan yang dilakukan karena duty (kewajiban), bukan untuk kesenangan atau keuntungan pribadi.3 Ini berbeda tajam dengan etika konsekuensialis yang mengukur moralitas dari hasil.

Kebebasan dan Tanggung Jawab Moral

Salah satu kontribusi terbesar Kant adalah pembelaan terhadap kebebasan manusia. Dia berargumen bahwa hukum moral mengandaikan kebebasan—jika manusia sepenuhnya ditentukan oleh kekuatan eksternal, mereka tak bisa bertanggung jawab secara moral.4 Di dunia fenomenal (dunia pengalaman), manusia tampak tunduk pada hukum deterministik. Namun, di dunia noumenal (ranah benda-pada-dirinya), agen rasional harus dianggap bebas.

Konsep Kebaikan Tertinggi

Kant memperkenalkan summum bonum (kebaikan tertinggi) sebagai tujuan akhir tindakan moral, terdiri dari kebajikan dan kebahagiaan. Dia mengakui ada ketegangan—orang baik sering menderita, sementara yang jahat malah makmur.5 Untuk mengatasi ini, Kant mempostulasikan eksistensi Tuhan dan keabadian jiwa sebagai kondisi perwujudan summum bonum.

Otonomi versus Heteronomi

Kant mendefinisikan otonomi sebagai kemampuan agen rasional membuat hukum moral sendiri. Ini berlawanan dengan heteronomi, di mana prinsip moral didiktekan otoritas eksternal atau keinginan personal.1 Dengan menegaskan hukum moral dipaksakan sendiri melalui rasio, Kant meletakkan fondasi konsepsi modern tentang otonomi moral dan politik.

Relevansi Kontemporer Pemikiran Kant

Meskipun ditulis lebih dari dua abad lalu, pemikiran Kant masih sangat relevan. Peringatan 300 tahun kelahirannya pada 22 April 2024 membuktikan pengaruhnya yang berkelanjutan.6 Dalam konteks konflik modern, karya seperti "Perpetual Peace" (Perdamaian Abadi) memberikan kerangka penting untuk diskusi perdamaian dan keadilan internasional.

  • Filsafat Kant memberikan landasan untuk teori hak asasi manusia yang menekankan martabat universal setiap individu sebagai agen rasional otonom
  • Konsep imperatif kategoris mempengaruhi pemikiran hukum modern tentang prinsip universal yang harus diterapkan secara adil tanpa memandang status atau posisi
  • Penekanan pada kewajiban moral melampaui kepentingan pribadi membentuk dasar etika profesional di berbagai bidang seperti kedokteran, hukum, dan jurnalisme
  • Teori otonomi Kant menjadi basis pemikiran demokrasi modern yang menghargai kapasitas warga negara untuk mengatur diri sendiri secara rasional
  • Diskusi tentang kecerdasan buatan dan etika teknologi sering merujuk prinsip Kantian tentang perlakuan terhadap manusia sebagai tujuan, bukan sekadar alat
  • Pendekatan deontologis Kant memberikan alternatif penting terhadap utilitarianisme dalam debat bioetika kontemporer mengenai isu sensitif seperti euthanasia dan penelitian sel punca
  • Konsep tentang rasionalitas universal membantu membangun dialog lintas budaya dalam era globalisasi dengan menyediakan bahasa moral yang dapat dipahami secara universal

Para pemikir kontemporer terus mengeksplorasi karya Kant. Marcus Willaschek dalam bukunya terbaru menyoroti sifat revolusioner dan dampak luas pemikiran Kant.7 Bahkan dalam konteks perang modern, suara rasio Kant tidak bisa diabaikan.

Kesimpulan

Critique of Practical Reason bukan sekadar risalah filosofis—ini adalah panggilan untuk tanggung jawab moral. Kant menantang individu untuk merefleksikan motif mereka, mengakui kapasitas untuk tindakan moral otonom, dan berkomitmen pada prinsip yang melampaui kepraktisan semata.8 Karyanya membentuk ulang teori etika dan menegaskan kembali peran mendalam rasio manusia dalam membentuk dunia yang adil dan bermoral. Di tengah kompleksitas zaman modern, pandangan Kant tentang moralitas universal dan martabat manusia tetap menjadi mercusuar yang menerangi jalan menuju kehidupan etis yang bermakna.

Daftar Pustaka

  • PHILO-notes, "Kant's Critique of Practical Reason– Book Summary", 24 Februari 2025, https://philonotes.com/2025/02/kants-critique-of-practical-reason-book-summary
  • Ibid.
  • Ibid.
  • Ibid.
  • JSTOR, "THE SUMMUM BONUM AND HISTORY IN KANT", 14 Agustus 2017, https://www.jstor.org/stable/23339994
  • DW, "Why Kant's philosophy is still relevant amid today's wars", 21 April 2024, https://www.dw.com/en/why-immanuel-kants-philosophy-is-still-relevant-amid-todays-wars/a-68847759
  • The New Yorker, "Why Immanuel Kant Still Has More to Teach Us", 27 Oktober 2025, https://www.newyorker.com/magazine/2025/11/03/kant-a-revolution-in-thinking-marcus-willaschek-book-review
  • PHILO-notes, Op. Cit.
Download PDF tentang Fondasi Etika Deontologis dala (telah di download 0 kali)
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.