Ujian masuk perguruan tinggi Korea Selatan, College Scholastic Ability Test (CSAT) yang diselenggarakan November 2024 memicu debat intelektual. Filosofi Immanuel Kant menjadi bintang utama dalam berbagai sesi ujian tersebut.1 Siswa Korea dilaporkan "tersiksa" oleh pertanyaan-pertanyaan tentang pemikiran filsuf Jerman ini. Kontroversi puncaknya ada pada soal nomor 17 yang dianggap tidak memiliki jawaban benar.
Soal yang Memicu Perdebatan Akademis
Profesor Lee Chung-hyung dari Pohang University of Science and Technology memposting kritik panjang di forum diskusi siswa. "Saya mencoba soal terkait Kant dari ujian bahasa Korea CSAT dan menemukan bahwa Soal 17 tampaknya tidak memiliki jawaban yang benar," tulisnya.2 Klaim mengejutkan dari akademisi senior ini.
Soal nomor 17 merupakan bagian dari serangkaian pertanyaan (14-17) yang berbasis pada bacaan panjang. Bacaan tersebut merangkum pandangan Kant dan filsuf lain tentang teori identitas personal (personal identity).3 Tingkat kesulitan teks jauh melampaui standar ujian masuk Amerika Serikat.
Kompleksitas Pertanyaan tentang Kesadaran Digital
Pertanyaan kontroversial ini menyajikan skenario hipotetis. Dua pembicara berdebat tentang kesadaran yang dipindai dari otak dan direproduksi sebagai program komputer.4 Apakah kesadaran digital tersebut sama dengan diri aslinya? Pembicara A berpendapat tidak sama karena kesadaran muncul dari seluruh tubuh biologis. Pembicara B bersikukuh bahwa fungsi kognitif yang sama menjamin kontinuitas identitas personal, terlepas dari substrat fisik.
| Aspek π | Pandangan Pembicara A | Pandangan Pembicara B |
|---|---|---|
| Identitas Personal | Memerlukan tubuh biologis | Ditentukan fungsi kognitif |
| Kesadaran Digital | Bukan orang yang sama | Orang yang sama |
| Kriteria Kontinuitas | Organisme hidup utuh | Kesamaan fungsi kognitif |
| Peran Tubuh | Konstitutif untuk pribadi | Tidak esensial |
| "Aku yang Berpikir" | Tidak cukup untuk identitas | Cukup jika fungsi sama |
| Substansi Dasar | Tubuh hidup diperlukan | Tidak perlu dipostulatkan |
| Esensi Manusia | Kesatuan tubuh-pikiran | Operasi kognitif murni |
Kritik Delapan Halaman Profesor Lee
Profesor Lee menulis penjelasan delapan halaman penuh untuk memaparkan kelemahan soal.5 Lembaga evaluasi kurikulum Korea menetapkan opsi 3 sebagai jawaban benar. Namun Lee menolak keras.
Bacaan menyatakan pandangan sebelum Kant menjelaskan identitas personal sebagai jiwa yang bertahan sebagai subjek tunggal. Lee berargumen kesadaran yang direproduksi melalui program pemindaian tidak memenuhi syarat sebagai "subjek tunggal".6 Maka argumen Pembicara A sebenarnya valid menurut teori pra-Kant.
Perspektif Filosofis dalam Teks Ujian
Bacaan ujian membedah dua kubu pemikiran tentang kesadaran diri (self-awareness). Kubu representasionalis menjelaskan kesadaran diri melalui struktur representasi diri yang memungkinkan subjek membedakan dirinya dari dunia.7 Tidak ada ranah batin misterius yang diperlukan.
Sebaliknya, eksperiensialis mengkritik pendekatan ini mengabaikan aspek pengalaman langsung "menjadi diri sendiri". Sartre menerima sebagian argumen representasionalis tetapi menolak bahwa rasa diri harus dikonstruksi melalui representasi.8 Rasa diri muncul langsung dalam pengalaman, bahkan sebelum refleksi intensional.
Heidegger dan Konteks Bermakna
Heidegger menolak manusia fundamental sebagai subjek yang merepresentasikan dunia. Manusia selalu sudah ada dalam situasi bermakna, bertindak dan merespons.9 Kesadaran diri tidak muncul dari representasi mental internal melainkan melalui aktivitas dan relasi sehari-hari. Kita tidak menemui diri sebagai pengamat terpisah tetapi sebagai agen yang terbenam dalam konteks bermakna.
Reaksi Komunitas Filosofis
Filsuf lain yang Lee hubungi merespons dengan hati-hati. "Bacaan dan pertanyaan mengandung lompatan logis... Meski demikian, mereka yang memahami pandangan pra-Kant dan pilihan jawaban dalam bacaan kemungkinan bisa menyelesaikannya," kata seorang filsuf tak disebutkan namanya.10 Tanggapan diplomatik yang mengakui masalah namun tidak sepenuhnya mendukung kritik Lee.
Diskusi online pasca-ujian sangat ramai. Siswa Korea mengekspresikan frustrasi menghadapi teks filosofis tingkat tinggi.11 Kant muncul di sesi bahasa Korea, bahasa Inggris, dan studi sosial. Beberapa mempertanyakan apakah materi sedemikian kompleks sesuai untuk ujian masuk perguruan tinggi.
Kesimpulan
Kontroversi soal Kant CSAT Korea menunjukkan tantangan merancang pertanyaan ujian filosofis yang valid. Perdebatan antara Profesor Lee dan lembaga evaluasi menyoroti kesulitan menilai pemahaman filosofis dalam format pilihan ganda. Kasus ini mengundang sarjana Kant dan filsuf berbahasa Korea untuk memberikan perspektif lebih lanjut tentang validitas soal dan jawaban yang diperdebatkan.
Daftar Pustaka
- Weinberg, J. (2025, 1 Desember). Kantraversy Over Korean SAT Question. Daily Nous. https://dailynous.com/2025/12/01/kantraversy-over-korean-sat-question/
- Ibid.
- Ibid.
- Ibid.
- Ibid.
- Ibid.
- Ibid.
- Ibid.
- Ibid.
- Ibid.
- Kant Questions CSAT's Necessity. (2025, 27 November). MSN. https://www.msn.com/en-xl/news/other/kant-questions-csat-s-necessity/ar-AA1Rh3Zb




