{!-- ra:00000000000003ec0000000000000000 --}AI MIT Restorasi Lukisan Abad 15 Hanya dalam 3,5 Jam - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
AI MIT Restorasi Lukisan Abad 15 Hanya dalam 3,5 Jam
11
June 2025

AI MIT Restorasi Lukisan Abad 15 Hanya dalam 3,5 Jam

  • 4
  • 11 June 2025
AI MIT Restorasi Lukisan Abad 15 Hanya dalam 3,5 Jam

Teknologi Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) kembali membuktikan kemampuannya yg revolusioner dalam bidang restorasi seni. Alex Kachkine, mahasiswa teknik mesin MIT, berhasil mengembangkan metode inovatif untuk memulihkan lukisan rusak dengan bantuan AI dlm waktu yang sangat singkat1. Terobosan ini menandai era baru dalam konservasi karya seni dunia.

Proses Restorasi Tradisional vs AI

Selama berabad-abad, konservator melakukan restorasi lukisan secara manual dengan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, kemudian mencampur warna yang tepat untuk mengisi satu area pada satu waktu2. Proses ini membutuhkan tangan yang stabil dan mata yang jeli. Sebuah lukisan dapat memiliki ribuan wilayah kecil yg memerlukan perhatian individual, sehingga restorasi satu lukisan bisa memakan waktu dari beberapa minggu hingga lebih dari satu dekade.

Berbeda dengan metode konvensional, sistem AI yang dikembangkan Kachkine mampu mengidentifikasi 5.612 area terpisah yang memerlukan perbaikan dan mengisinya dengan 57.314 warna berbeda3. Kecepatan ini diperkirakan 66 kali lebih cepat dibandingkan metode restorasi tradisional.

Teknologi "Mask" Digital

Inovasi utama dalam penelitian ini adalah pengembangan "mask" (topeng) digital yang dapat diterapkan langsung pada lukisan asli. Mask ini dicetak pada film polimer yang sangat tipis dalam bentuk topeng yg dapat disejajarkan dan direkatkan pada lukisan asli4. Yang menarik, mask tersebut juga dapat dengan mudah dilepas jika diperlukan.

Proses dimulai dengan pembersihan lukisan menggunakan teknik tradisional untuk menghilangkan upaya restorasi masa lalu. Lukisan kemudian dipindai, termasuk berbagai wilayah dimana cat telah memudar atau retak. Algoritma AI kemudian menganalisis pemindaian dan membuat versi virtual dari seperti apa lukisan tersebut dlm keadaan aslinya.

Keunggulan dan Tantangan Etis

Kachkine mengakui bahwa, seperti halnya proyek restorasi lainnya, ada masalah etis yang perlu dipertimbangkan dalam hal apakah versi yg dipulihkan merupakan representasi yang tepat dari gaya dan maksud asli seniman5. Aplikasi metode barunya harus dilakukan dalam konsultasi dengan konservator yang memiliki pengetahuan tentang sejarah dan asal-usul lukisan.

Salah satu keuntungan signifikan dari metode ini adalah pencatatan digital. File digital dari mask dapat disimpan dan dirujuk oleh konservator masa depan untuk melihat persis perubahan apa yang dibuat untuk memulihkan lukisan asli6. "Karena ada catatan digital tentang mask apa yang digunakan, dalam 100 tahun, saat seseorang berikutnya bekerja dengan ini, mereka akan memiliki pemahaman yang sangat jelas tentang apa yang dilakukan pada lukisan," kata Kachkine.

Dampak pada Dunia Seni

Metode revolusioner ini membuka peluang baru dalam konservasi seni. Banyak karya seni yang rusak disimpan di gudang dan mungkin tidak pernah dilihat publik karena memerlukan waktu lama untuk dipulihkan secara tradisional7. Dengan teknologi baru ini, ada kemungkinan lebih banyak karya seni dapat dilihat dan dinikmati oleh masyarakat.

Kachkine menekankan bahwa konservator harus terlibat di setiap langkah proses untuk memastikan bahwa karya akhir sesuai dengan gaya dan maksud seniman. "Akan membutuhkan banyak pertimbangan tentang tantangan etis yang terlibat di setiap tahap dalam proses ini untuk melihat bagaimana ini dapat diterapkan dengan cara yang paling konsisten dengan prinsip-prinsip konservasi," katanya8.

Kesimpulan

Pengembangan teknologi AI untuk restorasi lukisan oleh MIT menandai terobosan penting dalam dunia konservasi seni. Meskipun masih ada tantangan etis yg perlu diatasi, potensi untuk menyelamatkan ribuan karya seni yang rusak dan membuatnya dapat dinikmati publik sangat menjanjikan. Kolaborasi antara teknologi canggih dan keahlian konservator tradisional dapat membuka jalan bagi masa depan restorasi seni yang lebih efisien dan efektif.

Referensi

  • MIT News. (2025, Juni 11). Have a damaged painting? Restore it in just hours with an AI-generated "mask". MIT News. https://news.mit.edu/2025/restoring-damaged-paintings-using-ai-generated-mask-0611
  • Technology Review. (2025, Agustus 25). Fix damaged art in hours with AI. MIT Technology Review. https://www.technologyreview.com/2025/08/26/1121006/fix-damaged-art-in-hours-with-ai/
  • Smithsonian Magazine. (2025, Juni 12). Graduate Student Develops an A.I.-Based Approach to Restore Time-Damaged Artwork to Its Former Glory. Smithsonian Magazine. https://www.smithsonianmag.com/smart-news/graduate-student-develops-an-ai-based-approach-to-restore-time-damaged-artwork-to-its-former-glory-180986799/
  • DevDiscourse. (2025, September 11). AI threatens authenticity yet boosts creativity in traditional arts. DevDiscourse. https://www.devdiscourse.com/article/technology/3622487-ai-threatens-authenticity-yet-boosts-creativity-in-traditional-arts
  • China Daily. (2024, November 20). AI shows true colors of iconic artwork. China Daily. https://www.chinadaily.com.cn/a/202411/21/WS673e71a1a310f1265a1ceb6e_1.html
  • MSN Technology. (2025, Februari 19). What is Remini? Everything we know about AI restoration tool. MSN. https://www.msn.com/en-gb/money/technology/what-is-remini-everything-we-know-about-ai-restoration-tool/ar-AA1zoQPP
  • Yahoo News. (2025, September 11). Columns returning to Arnot Art Museum after more than a year in restoration. Yahoo News. https://www.yahoo.com/news/articles/columns-returning-arnot-art-museum-193843996.html
  • MSN Arts. (2025, September 14). Donald Judd's Architecture Office Reopens After a Painstaking Seven-Year Restoration. MSN. https://www.yahoo.com/news/articles/donald-judd-architecture-office-reopens-120000033.html
Download PDF tentang Implementasi Teknologi Artific (telah di download 10 kali)
  • AI MIT Restorasi Lukisan Abad 15 Hanya dalam 3,5 Jam
    Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan teknologi Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) dalam restorasi karya seni bersejarah melalui pengembangan metode digital mask yang revolusioner. Metode ini memungkinkan restorasi fisik langsung dari versi digital yang telah dipulihkan, mengatasi keterbatasan teknik konservasi tradisional yang membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Studi ini menganalisis efektivitas, implikasi etis, dan potensi aplikasi masa depan dari teknologi ini dalam bidang konservasi warisan budaya.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan ai paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.