{!-- ra:00000000000003ec0000000000000000 --}11 Teknik Propaganda 📢 dalam Iklan yang Mengubah Keputusan Pembelian - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
11 Teknik Propaganda 📢 dalam Iklan yang Mengubah Keputusan Pembelian
23
October 2025

11 Teknik Propaganda 📢 dalam Iklan yang Mengubah Keputusan Pembelian

  • 1
  • 23 October 2025
11 Teknik Propaganda 📢 dalam Iklan yang Mengubah Keputusan Pembelian

Setiap hari kita melihat ratusan iklan di ponsel atau televisi. Sebagian besar tampak tidak berbahaya. Namun di balik video emosional tersebut, ada satu tujuan utama: mempengaruhi apa yang kita pikirkan dan rasakan1. Studi menunjukkan bahwa orang 70% lebih mungkin mengingat iklan emosional dibanding yang logis.

Propaganda dalam periklanan berarti menggunakan persuasi untuk mempengaruhi pikiran orang. Ini bukan selalu buruk2. Ini hanya membentuk pesan dengan cara yang terhubung secara emosional. Pengiklan menggunakan gambar atau cerita untuk membuat Anda merasakan sesuatu—kepercayaan atau kegembiraan.

Sebelas Teknik yang Paling Sering Digunakan

Berikut tabel rangkuman teknik propaganda dalam iklan modern:

No.Teknik 🎯Pendekatan Emosi 💭Target PsikologiContoh Aplikasi 📱
1Bandwagon (Ikut Arus)Takut KetinggalanTekanan Sosial"Jutaan Orang Mempercayai Kami"
2Testimonial (Kesaksian)KepercayaanOtoritas FigurSelebriti Promosi Produk
3Emotional Appeal (Daya Tarik Emosi)Kebahagiaan/KesedihanKoneksi MendalamIklan Keluarga Bahagia
4Glittering Generalities (Generalisasi Berkilau)AspirasiCitra PositifKata "Premium", "Terbaik"
5Plain Folks (Orang Biasa)RelatableIdentifikasi DiriOrang Biasa Gunakan Produk
6Transfer (Transfer Emosi)Asosiasi PositifPeminjaman NilaiSimbol atau Musik Emosional
7Name-Calling (Menjatuhkan)KeunggulanPerbandingan NegatifSindiran Kompetitor
8Card Stacking (Seleksi Info)KeyakinanPenyembunyian KelemahanHanya Tampilkan Kelebihan

Bandwagon: Semua Orang Melakukannya

Teknik ini bermain pada ketakutan tertinggal. Iklan menggunakan pendekatan bandwagon memberitahu bahwa "semua orang menggunakan produk ini"1. Itu menciptakan tekanan sosial. Orang suka menjadi bagian dari sesuatu yang populer.

Ketika merek mengatakan "Jutaan mempercayai kami," mereka memberitahu bahwa Anda tidak ingin tertinggal. Sederhana tapi efektif.

Testimonial: Percaya Wajah Terkenal

Pernahkah Anda melihat iklan dengan selebriti atau influencer (pembuat konten) mempromosikan produk? Ini adalah teknik testimonial1. Fokusnya pada membangun kepercayaan dengan menunjukkan bahwa seseorang terkenal atau dihormati menggunakan merek tersebut.

Ketika melihat wajah familiar mempromosikan produk, Anda merasa pasti bagus. Koneksi emosional ini mengubah penggemar menjadi pembeli.

Emotional Appeal: Menyentuh Hati

Beberapa iklan membuat tersenyum. Yang lain membuat meneteskan air mata1. Ini adalah emotional appeal (daya tarik emosi). Merek menggunakan emosi seperti kebahagiaan, kebanggaan, cinta, atau ketakutan untuk terhubung lebih dalam.

Glittering Generalities: Kata Besar, Makna Kecil

Kata-kata seperti "premium" atau "terbaik" terdengar mengesankan tetapi mengatakan sedikit. Ini disebut teknik glittering generalities (generalisasi berkilau)1. Pengiklan menggunakan kata-kata yang terdengar kuat untuk membuat produk terasa istimewa.

Teknik Lanjutan dan Etika Penggunaan

Plain Folks: Seperti Anda dan Saya

Teknik ini membuat merek terasa relatable (dapat dihubungkan). Menampilkan orang biasa menggunakan produk dalam kehidupan sehari-hari1. Mereka ingin Anda merasa bahwa "Merek ini memahami saya."

Transfer dan Name-Calling

Teknik transfer menghubungkan produk dengan sesuatu yang sudah Anda cintai atau kagumi. Mungkin menggunakan simbol atau musik yang memunculkan emosi tertentu1. Sementara name-calling tentang perbandingan, beberapa merek membuat sindiran halus pada kompetitor agar terlihat lebih baik.

Card Stacking: Hanya Tampilkan Sisi Baik

Tidak ada merek membicarakan kekurangan. Tapi card stacking (penyusunan kartu) melangkah lebih jauh dengan hanya menampilkan hal positif1. Iklan menyoroti kekuatan dan menyembunyikan kelemahan. Pemasar etis memastikan klaim mereka tetap jujur.

Repetition, Fear Appeal, dan Snob Appeal

Anda mungkin memperhatikan bagaimana slogan atau tagline (kalimat penjualan) berulang lagi dan lagi. Itu bukan kebetulan. Repetisi (pengulangan) membantu mengingat1. Semakin sering mendengar atau melihat pesan, semakin familiar rasanya.

Beberapa iklan menggunakan ketakutan—bukan untuk merugikan tetapi untuk memotivasi1. Mereka memperingatkan tentang risiko tidak menggunakan produk mereka. Pesan berbasis ketakutan dapat mendorong orang bertindak cepat.

Merek mewah sering menggunakan snob appeal (daya tarik eksklusif). Mereka membuat produk tampak eksklusif dan berkelas tinggi1. Ini membuat orang merasa istimewa ketika memilikinya.

Kesimpulan

Setiap iklan menceritakan sebuah kisah. Beberapa menginspirasi dan beberapa sekadar menghibur1. Tetapi kekuatan sesungguhnya terletak pada bagaimana mereka membuat orang merasakan. Teknik propaganda dalam periklanan ada di mana-mana dari TV hingga TikTok.

Memahami propaganda bahkan disebut sebagai keterampilan yang diperlukan untuk demokrasi modern2. Mereka dapat membangun koneksi emosional yang bertahan lama ketika digunakan secara bertanggung jawab. Pemasaran cerdas menemukan keseimbangan yang tepat antara pengaruh dan kejujuran.

Daftar Pustaka

  • Emily Carter. "11 Types of Propaganda Techniques Used in Ads". IndeedSEO. 23 Oktober 2025. https://indeedseo.com/blog/types-of-propaganda-ads-techniques/
  • "Is understanding propaganda a necessary skill for modern democracy?" EurekAlert. 18 Mei 2025. https://www.eurekalert.org/news-releases/1083991
Download PDF tentang Teknik Propaganda dalam Perikl (telah di download 2 kali)
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.