{!-- ra:00000000000003ec0000000000000000 --}Tempat Kerja Masa Depan πŸš€: Penelitian MIT tentang Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Tempat Kerja Masa Depan πŸš€: Penelitian MIT tentang Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja
24
September 2025

Tempat Kerja Masa Depan πŸš€: Penelitian MIT tentang Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja

  • 2
  • 24 September 2025
Tempat Kerja Masa Depan πŸš€: Penelitian MIT tentang Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja

Whitney Zhang '21, mahasiswa doktoral di Departemen Ekonomi MIT, mengubah cara kita memahami dinamika tempat kerja modern1. Penelitiannya fokus pada dampak teknologi dan keputusan manajerial terhadap pekerja di semua tingkat organisasi. "Saya tertarik pada ekonomi, dampak ekonomi, dan isu sosial terkait sejak lama," ujar Zhang yang mengambil jurusan ekonomi matematika saat S11.

Riset ChatGPT dan Produktivitas Kerja

Kolaborasi Zhang dengan Shakked Noy menghasilkan studi 2023 yang mengejutkan. ChatGPT meningkatkan produktivitas pekerja secara substansial pada tugas menulis1. Yang menarik? Peningkatan terbesar justru dialami pekerja yang awalnya berkinerja terburuk. "Ini merupakan salah satu bukti paling awal tentang efek produktivitas generative AI (AI generatif), dan berkontribusi memberikan data konkret tentang seberapa berdampak alat-alat semacam ini di tempat kerja dan pasar tenaga kerja," jelas Zhang1.

Tren AI di tempat kerja terus berkembang pesat. Sekitar 90 persen pekerja teknologi kini menggunakan AI dalam pekerjaan mereka untuk tugas seperti menulis dan memodifikasi kode2. Namun menariknya, hanya seperempat pekerja teknologi yang benar-benar mempercayai AI meskipun rutin menggunakannya3.

Aspek πŸ“ŠTemuanDampak
Produktivitas ⚑Peningkatan substansialPekerja terburuk paling diuntungkan
Adopsi AI πŸ€–90% pekerja tech menggunakanTransformasi cara kerja
Kepercayaan πŸ”’Hanya 25% trust AIPerlu edukasi lebih
Penjadwalan πŸ“…Jadwal tak menentu merugikanKualitas hidup menurun
Turnover πŸšͺLebih tinggi dengan jadwal burukPekerja memilih keluar
Remote Work πŸ’»Fasilitasi offshoringPerubahan struktur global
Regulasi βš–οΈDibutuhkan untuk penjadwalanPerlindungan pekerja

Penjadwalan Kerja dan Kualitas Hidup

Penelitian Zhang bersama Nathan Lazarus meneliti ketidakpastian penjadwalan menggunakan data dari penyedia payroll (penggajian)1. Mereka menyelidiki mengapa perusahaan menerapkan jadwal tidak terduga dan bagaimana ini mempengaruhi kualitas hidup pekerja bergaji rendah. Bukti sosiologis menunjukkan jadwal tak menentu pekerja bergaji rendah dikaitkan dengan tidur dan kesejahteraan yang lebih buruk1.

"Kami melihat hubungan antara turnover (pergantian) lebih tinggi dan jadwal yang tidak konsisten, tidak memadai, yang menunjukkan pekerja tidak menyukai jenis jadwal ini," kata Zhang1. Di meja bundar akademik, Zhang mempresentasikan hasilnya kepada karyawan Starbucks yang terlibat dalam penjadwalan dan staffing (pengaturan staf). Peserta ingin belajar lebih banyak tentang bagaimana praktik penjadwalan berbeda berdampak pada pekerja dan produktivitas mereka.

Regulasi dan Konsekuensi Tak Terduga

Zhang berharap risetnya membantu memahami apakah regulasi penjadwalan dapat meningkatkan kualitas hidup karyawan terdampak, sambil mempertimbangkan konsekuensi tak diinginkan yang mungkin muncul1. "Mengapa jadwal ini diatur seperti yang mereka atur?" tanyanya. "Apakah bisnis dengan jadwal seperti ini memerlukan peningkatan regulasi?"1

Tempat kerja masa depan menuntut inovasi, budaya, dan koneksi karyawan yang kuat4. Panel eksekutif dari perusahaan global mengungkapkan bagaimana tempat kerja telah berevolusi dari sekadar lokasi menjadi pusat strategis.

Offshoring, Remote Work, dan Dampaknya

Proyek lain yang dilakukan bersama Arjun Ramani meneliti keterkaitan antara offshoring (pemindahan pekerjaan ke luar negeri), kerja jarak jauh, dan hasil terkait1. "Apakah praktik teknologi dan manajerial yang memungkinkan kerja jarak jauh lebih memfasilitasi offshoring?" tanya Zhang. "Apakah organisasi melihat peningkatan efisiensi yang signifikan? Apa dampaknya pada pekerja AS dan offshore?"1

Kerjanya didanai melalui National Science Foundation Graduate Research Fellowship Program dan Washington Center for Equitable Growth1. Tren tempat kerja 2026 akan membentuk pekerjaan, keterampilan, dan pengalaman karyawan dengan AI, kemampuan berpusat pada manusia, dan ekosistem kerja fleksibel5.

Menempatkan Manusia di Pusat

Zhang mengamati berbagai jenis orang yang dapat disatukan ekonomi dan pendidikan tinggi1. Dia mengikuti jalur pendaftaran ganda di sekolah menengah, menyelesaikan kursus tingkat perguruan tinggi dengan siswa dari berbagai identitas demografis. "Saya menikmati memusatkan orang dalam pekerjaan saya," katanya. "Mengambil kelas dengan kelompok siswa yang beragam, termasuk veteran dan ibu yang kembali ke sekolah untuk menyelesaikan studi mereka, membuat saya lebih penasaran tentang isu sosial ekonomi dan kebijakan yang relevan bagi mereka"1.

AI merevolusi kesejahteraan tempat kerja masa depan dengan data dari wearables (perangkat yang dapat dikenakan) yang memicu tantangan kesehatan gamified (berbasis permainan), memotivasi tim, dan memberikan wawasan terukur tentang efektivitas program6.

Pendidikan dan Pengalaman Profesional

Zhang kemudian mendaftar di MIT. Dia berpartisipasi dalam Undergraduate Research Opportunities Program (UROP), menyelesaikan magang di Bank Dunia, bekerja sebagai analis musim panas di Federal Reserve Bank of New York1. Dia juga bekerja sebagai asisten untuk kohort fakultas beragam termasuk ekonom MIT David Autor, Jon Gruber, dan Nina Roussille. Autor adalah penasihat utamanya dalam penelitian doktoral, mentor yang dia kutip sebagai pengaruh signifikan1.

"Kursus [Autor], 14.03 (Microeconomics and Public Policy), memperkuat koneksi antara teori dan praktik," katanya. "Saya pikir kelas itu revelatori dalam menunjukkan jenis pertanyaan yang dapat dijawab ekonomi"1.

Kesimpulan

Penelitian Zhang menunjukkan pentingnya membangun kebijakan berbasis bukti yang berpusat pada manusia. "Kita harus mengingat orang-orang yang hidupnya terdampak oleh operasi bisnis dan legislasi," tegasnya1. Meskipun mempelajari pekerja, penting mempertimbangkan seluruh ekosistem kompleks saat memecahkan tantangan semacam ini, termasuk insentif perusahaan dan kondisi ekonomi global.

Pembelajaran tenaga kerja masa depan bersifat adaptif, dengan platform pembelajaran bertenaga AI untuk transformasi tenaga kerja yang membantu organisasi membangun kapabilitas dalam skala besar7. Generasi Z menuntut autentisitas, tujuan, dan fleksibilitas di tempat kerja, membentuk ulang masa depan kerja8.

Download PDF tentang Transformasi Tempat Kerja Masa (telah di download 88 kali)
  • Tempat Kerja Masa Depan πŸš€: Penelitian MIT tentang Produktivitas dan Kesejahteraan Pekerja
    Penelitian komprehensif ini mengeksplorasi dampak transformatif teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan) terhadap produktivitas pekerja dan kesejahteraan di tempat kerja modern. Studi mendalam oleh peneliti MIT Whitney Zhang mengungkapkan bagaimana keputusan teknologi dan manajerial perusahaan mempengaruhi pekerja di semua tingkat organisasi, dengan fokus khusus pada efek ChatGPT terhadap produktivitas, problematika penjadwalan pekerja bergaji rendah, dan keterkaitan antara kerja jarak jauh dengan offshoring, memberikan wawasan penting bagi pembuat kebijakan dan organisasi dalam merancang ekosistem kerja yang lebih adil dan produktif di era digital.
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan ai paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.