Kementerian Pertahanan (Kemhan) sukses menutup Rapat Pembahasan Pengklasifikasian Ancaman Non-Militer pada Jumat (22/8) di Jakarta. Brigjen TNI Sanggam David selaku Kepala Biro Organisasi dan Tata Laksana (Ortala) Setjen Kemhan mewakili Sekretaris Jenderal dlm acara penutupan yg dihadiri 57 perwakilan kementerian, lembaga, dan instansi. 1
Apresiasi dan Komitmen Bersama
Dalam sambutannya yg dibacakan Kepala Ortala, Sekjen Kemhan menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh peserta. Dedikasi dan keseriusannya dalam pembahasan ini mencerminkan kuatnya komitmen kebersamaan dlm menjaga kedaulatan bangsa. Pertahanan nirmiliter ditegaskan sebagai tanggung jawab bersama yang harus dipikul oleh seluruh kementerian, lembaga, dan instansi tanpa terkecuali.
Momentum Penting Penguatan Mekanisme
Kesepakatan klasifikasi ancaman ini menjadi momentum penting untuk memperkuat mekanisme pertahanan nirmiliter. Hal ini sejalan dengan upaya 2 Kemhan yang telah lama mendorong agar pertahanan nirmiliter menjadi bagian dari program nasional. Menurut analisis para ahli, non-military defense sudah menjadi kebutuhan mendesak mengingat kompleksitas ancaman modern yang tidak lagi terbatas pada aspek militer semata.
Rencana Aksi Nasional ke Depan
Ke depan, akan disusun Rencana Aksi Nasional sebagai penjabaran kebijakan umum pertahanan. Ini bertujuan memperkuat arsitektur dan tata kelola pertahanan secara menyeluruh. 3 Rencana tersebut akan mengakomodasi berbagai aspek pertahanan nirmiliter mulai dari pangan, energi, hingga kesehatan yang menjadi fokus pengembangan. Sinergi lintas sektor diharapkan semakin kokoh dlm menghadapi kompleksitas ancaman yg terus berkembang.
Struktur Organisasi Kemhan yang Mendukung
Kemhan memiliki struktur organisasi yang komprehensif untuk menjalankan urusan pertahanan. Dipimpin oleh Menteri Sjafrie Sjamsoeddin dan Wakil Menteri Donny Ermawan Taufanto, kementerian ini menjalankan sepuluh fungsi utama termasuk koordinasi pertahanan nirmiliter. 4 Struktur ini terdiri atas 18 unit utama yang saling bersinergi dalam mewujudkan ketahanan nasional.
Peran Strategis Berbagai Sektor
Pertahanan nirmiliter melibatkan berbagai dimensi kehidupan berbangsa. Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan memiliki peran krusial dlm merumuskan kebijakan di bidang ini. Pengembangan industri pertahanan nirmiliter khususnya terkait pangan, energi, dan kesehatan menjadi prioritas utama. 5 Pendekatan holistik ini memungkinkan negara menghadapi ancaman non-konvensional dengan lebih efektif.
Implementasi Smart Defense
Konsep smart defense yg berbasis teknologi, diplomasi, dan kearifan lokal terintegrasi mulai diimplementasikan. 6 Hal ini sejalan dengan perkembangan ancaman modern yg memerlukan pendekatan inovatif. Universitas Pertahanan pun turut menyiapkan SDM unggul untuk membangun kekuatan nirmiliter masa depan melalui berbagai program pendidikan yang komprehensif.
Tantangan dan Peluang
Pandemi telah menjadi ujian nyata bagi ketahanan nirmiliter negara, terutama di sektor kesehatan. 7 Pengalaman ini mengajarkan pentingnya kesiapsiagaan dlm menghadapi ancaman non-militer. Berbagai ormas seperti LDII juga memiliki peran strategis dalam konsep pertahanan nirmiliter melalui dukungan terhadap TNI dan program-program kebangsaan.
Pengembangan Postur Pertahanan Daerah
Postur pertahanan nirmiliter di daerah perlu terus dikembangkan. 8 Ini meliputi pengembangan kewaspadaan dini, bela negara, IPTEK, ekonomi, sosial, dan moral spiritual. Setiap daerah memiliki keunikan dan potensi yg dapat dioptimalkan untuk memperkuat ketahanan nasional secara keseluruhan.
Sinergi Multi-Stakeholder
Kehadiran 57 perwakilan dari berbagai kementerian, lembaga, dan instansi menunjukkan komitmen yg luar biasa. Setiap stakeholder memiliki peran penting dlm mewujudkan pertahanan nirmiliter yg tangguh. Koordinasi lintas sektor menjadi kunci sukses implementasi kebijakan ini ke depan. Tantangannya adalah memastikan sinergitas tetap terjaga dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Rapat Pembahasan Pengklasifikasian Ancaman Non-Militer yang diselenggarakan Kemhan menandai langkah maju dalam penguatan pertahanan nirmiliter Indonesia. Dengan dukungan 57 instansi dan komitmen menyusun Rencana Aksi Nasional, Indonesia siap menghadapi kompleksitas ancaman modern melalui pendekatan holistik dan terkoordinasi. Sinergi lintas sektor menjadi fondasi penting dlm mewujudkan kedaulatan dan keselamatan bangsa yang berkelanjutan.
Referensi
- Kementerian Pertahanan. (2025, Agustus 22). Rapat Pembahasan Pengklasifikasian Ancaman Non-Militer. Jakarta: Kemhan RI.
- ANTARA. (2019, Mei 8). Kemhan dorong pertahanan nirmiliter jadi program nasional. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/860413/kemhan-dorong-pertahanan-nirmiliter-jadi-program-nasional
- RM.ID. (2025, Februari 7). Kemhan Sinergi Hadapi Ancaman Non Militer. Diakses dari https://rm.id/baca-berita/government-action/278385/perkuat-pertahanan-negara-kemhan-sinergi-hadapi-ancaman-non-militer
- Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 1 Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertahanan.
- ANTARA. (2020, Januari 22). Dorong pertahanan nirmiliter, Wamenhan: Pangan, energi, kesehatan. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/1260899/dorong-pertahanan-nirmiliter-wamenhan-pangan-energi-kesehatan
- Jawa Pos. (2022, Oktober 28). KSAL Sebut Perlu Implementasi Pertahanan IKN Berbasis Teknologi. Diakses dari https://www.jawapos.com/ibu-kota-baru/01415883/ksal-sebut-perlu-implementasi-pertahanan-ikn-berbasis-teknologi
- ANTARA. (2020, Mei 22). Wamenhan: Pandemi menguji ketahanan nirmiliter. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/1509065/wamenhan-pandemi-menguji-ketahanan-nirmiliter
- Media Indonesia. (2017, September 6). Postur Pertahanan Nirmiliter Daerah Perlu Dikembangkan. Diakses dari https://www.medcom.id/nasional/politik/dN6gvLPb-postur-pertahanan-nirmiliter-daerah-perlu-dikembangkan