{!-- ra:00000000000003ec0000000000000000 --}Kloning Suara 🎀 AI: Tantangan Hukum dari Data Pelatihan hingga Cover Lagu - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Kloning Suara 🎀 AI: Tantangan Hukum dari Data Pelatihan hingga Cover Lagu
8
June 2025

Kloning Suara 🎀 AI: Tantangan Hukum dari Data Pelatihan hingga Cover Lagu

  • 1
  • 08 June 2025
Kloning Suara 🎀 AI: Tantangan Hukum dari Data Pelatihan hingga Cover Lagu

Teknologi kecerdasan buatan kini tak hanya menghasilkan teks dan gambar. Alat AI mampu mengkloning suara menggunakan sampel audio sebagai input1. Beberapa orang memanfaatkan untuk membuat penyanyi 'mengcover' lagu orang lain, atau mengganti sulih suara aktor anak yang suaranya berubah karena pubertas.

Apa Itu Kloning Suara AI dan Kenapa Penting?

Kloning suara merupakan penciptaan suara buatan yang meniru suara target melalui sintesis ucapan2. Dengan presisi tinggi, suara dapat direproduksi untuk berbagai keperluan. Teknologi ini melibatkan masalah pelanggaran hak cipta pada dua tahap: input (melatih model AI dengan sampel audio) dan output (menghasilkan lagu cover dengan suara kloning)1.

Platform seperti Resemble AI telah mengumpulkan dana $8 juta untuk layanan kloning suara realistis menggunakan AI generatif3. Soul App juga meluncurkan model open-source SoulX-Podcast untuk menghasilkan podcast multi-pembicara dengan naturalitas mirip manusia4.

Aspek 🎯Pelatihan AI πŸ€–Output AI Cover 🎡
Isu HukumPelanggaran hak reproduksi rekaman suaraTidak memenuhi syarat karya turunan
Argumen Fair UseDitolak untuk AI tujuan khususVariasi trivial tanpa orisinalitas
Pemegang HakTerbatas dan dapat diidentifikasiSeniman asli rekaman suara
Pasar LisensiMemungkinkan dengan label rekamanBersaing langsung dengan materi pelatihan
Contoh KasusThomson Reuters v. Ross IntelligenceBatlin v. Snyder (analogi patung)
Transformatif?Tidak, tujuan meniru suara identikTidak, hanya mengubah timbre suara
Solusi PotensialLisensi sistematis dari pemegang hakTambahkan ekspresi orisinal lebih banyak

Pelatihan AI dan Penggunaan Wajar: Argumen yang Belum Diterima

Faktor Penggunaan Transformatif

Beberapa sarjana berpendapat bahwa melatih AI dengan materi berhak cipta seharusnya dianggap transformatif karena tujuannya mengembangkan teknologi baru, bukan menggantikan karya asli1. Namun kloning suara bukan penggunaan transformatif. Berbeda dengan model AI tujuan umum, kloning suara bertujuan menghasilkan suara identik dengan subjek input1.

Dalam kasus Thomson Reuters v. Ross Intelligence, pengadilan menolak pembelaan fair use dari Ross Intelligence1. Ini merupakan putusan yudisial signifikan pertama tentang pelatihan AI dan penggunaan wajar. Meskipun banyak akademisi mendukung argumen fair use untuk AI, pembelaan tersebut umumnya diterapkan pada model AI tujuan umum seperti ChatGPT yang mengandalkan dataset pelatihan masif dan terdiversifikasi1.

Faktor Kerugian Pasar

Sarjana berargumen sulit membangun pasar lisensi efektif untuk AI tujuan umum karena volume karya berhak cipta yang digunakan sangat besar1. Tanpa sistem lisensi terpusat atau kolektif, memperoleh izin praktis tidak mungkin. Namun pasar lisensi semacam itu ada untuk kloning suara karena lisensi dapat diberikan oleh kelompok pemegang hak terbatas dan dapat diidentifikasi dengan jelas1.

Pembuat alat AI telah mencoba membuat kesepakatan dengan label rekaman untuk melisensikan musik guna melatih model AI meniru suara musisi terkenal1. Meskipun upaya ini belum berhasil, mereka menunjukkan bahwa mendapatkan lisensi untuk pelatihan AI model kloning suara bisa dimungkinkan.

Cover AI dan Hak Karya Turunan: Kekurangan Orisinalitas

"AI cover" mengacu pada penggunaan kloning suara yang dihasilkan AI untuk mengganti timbre suara dalam rekaman suara yang dirilis, membuat rekaman asli Artis A terdengar seperti versi cover yang dibawakan Artis B1. Meskipun cover AI tampak seperti karya turunan, sering kali kurang orisinalitas yang diperlukan untuk perlindungan.

Pengadilan telah memutuskan dalam kasus terkait patung bahwa perubahan kecil tidak merupakan orisinalitas substansial1. Dalam Batlin v. Snyder, pengadilan memutuskan bahwa bank Paman Sam Snyder "sangat mirip" dengan bank asli yang direplikasi, "kecuali dalam ukuran dan bahan"1. Cover AI sangat mirip dengan modifikasi tersebut. AI hanya mengubah timbre suara dalam rekaman suara β€” dari Artis A ke Artis B β€” sambil mempertahankan interpretasi musik atau performa individual A1.

Kesimpulan: Tantangan Hukum dan Masa Depan Teknologi

Ada dua tantangan hukum kunci untuk kloning suara AI: pembelaan penggunaan wajar pada tahap pelatihan, dan kurangnya orisinalitas substansial pada tahap output1. Tantangan ini mengungkapkan bahwa alat AI tujuan khusus melibatkan kekhawatiran hukum berbeda dibandingkan model AI tujuan umum.

Meskipun teknologi kloning suara menghadapi tantangan serius tentang hak cipta dan hak publisitas, teknologi ini jauh dari ditakdirkan gagal1. Cover AI masa depan mungkin menggabungkan ekspresi orisinal yang cukup untuk mendapatkan perlindungan hak cipta, dan solusi lisensi sistematis dapat membantu mengatasi hambatan hukum saat ini. Meskipun ada ketidakpastian yang sedang berlangsung, teknologi masih menjanjikan jika inovasi dan perlindungan hak seimbang dengan baik1.

Daftar Pustaka

  • BTLJ. (2025, Juni 8). From Training Data to AI Covers: The Legal Challenges of Voice Cloning. Berkeley Technology Law Journal. https://btlj.org/2025/06/from-training-data-to-ai-covers-the-legal-challenges-of-voice-cloning/
  • JawaPos.com. (2023, Desember 16). Menggali Kuungulan Kloning Suara AI: Antara Membuka Potensi Baru Teknologi atau Ancaman Tersembunyi? https://www.jawapos.com/teknologi/013605045/menggali-kuungulan-kloning-suara-ai-antara-membuka-potensi-baru-teknologi-atau-ancaman-tersembunyi
  • Yahoo Sports. (2023, Juli 11). Voice cloning platform Resemble AI lands $8M. https://sports.yahoo.com/voice-cloning-platform-resemble-ai-120056524.html
  • Tirto.id. (2025, Oktober 30). Soul App's Open-Source Model Brings Human-like Naturalness to AI Podcasts. https://tirto.id/soul-apps-open-source-model-brings-human-like-naturalness-to-ai-podcasts-hkJx
Download PDF tentang Analisis Yuridis Kloning Suara (telah di download 0 kali)
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan SEO paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.