{!-- ra:00000000000003ea0000000000000000 --}Riset AI Wearable 🎯 Zahra Ghorrati di Purdue University Kembangkan Sistem Pengenalan Aktivitas Manusia - SWANTE ADI KRISNA
cross
Hit enter to search or ESC to close
Riset AI Wearable 🎯 Zahra Ghorrati di Purdue University Kembangkan Sistem Pengenalan Aktivitas Manusia
3
October 2025

Riset AI Wearable 🎯 Zahra Ghorrati di Purdue University Kembangkan Sistem Pengenalan Aktivitas Manusia

  • 2
  • 03 October 2025

WEST LAFAYETTE, Indiana – Zahra Ghorrati, kandidat doktor di Purdue University, mengembangkan kerangka kerja deep learning (pembelajaran mendalam) untuk Human Activity Recognition atau HAR (Pengenalan Aktivitas Manusia) menggunakan sensor yang dapat dipakai. "Wearables have the potential to transform fields like healthcare, elderly care, and long-term activity tracking," ungkap Ghorrati dalam wawancara eksklusif1. Penelitian ini didukung Polytechnic Summer Research Grant (Hibah Riset Musim Panas Politeknik) dari Purdue dan mengatasi tantangan data sensor yang bising serta tidak konsisten.

Inovasi Hierarkis dengan Logika Fuzzy

Fokus utama riset Ghorrati adalah membangun model yang adaptif terhadap berbagai dataset aktivitas manusia. Ia mengintegrasikan prinsip fuzzy logic (logika kabur) ke dalam arsitektur neural, memungkinkan sistem menangani ketidakpastian data dunia nyata dengan lebih baik. Pendekatan hierarkis yang dikembangkan mendeteksi aktivitas sederhana di level awal, kemudian mengenali perilaku kompleks di tingkat lebih tinggi2.

Keunggulan model ini terletak pada kesederhanaan dan biaya komputasi rendah. "The model can capture the natural uncertainty and variability of human movement," jelas Ghorrati3. Sistem bekerja dalam derajat kepercayaan, bukan klasifikasi kaku, membuatnya lebih interpretabel dan mirip cara manusia berpikir.

Evaluasi Benchmark dan Performa Kompetitif

Framework telah dievaluasi ketat pada beberapa dataset benchmark multivariate time series (deret waktu multivariat). Perbandingan sistematis dengan metode state-of-the-art (mutakhir) menunjukkan akurasi kompetitif dan interpretabilitas lebih baik. Purdue University sendiri aktif dalam riset AI, dengan superkomputer Gautschi yang debut di posisi ke-7 di antara universitas AS pada November 20244.

Aspek πŸ”Karakteristik
Teknologi IntiHierarchical Fuzzy Deep Neural Network
Keunggulan UtamaBiaya komputasi rendah, interpretabel
Aplikasi TargetHealthcare, elderly care, monitoring jangka panjang
Keunggulan vs VideoPortabel, non-intrusif, privasi terjaga
Tantangan DataNoise, inkonsistensi, ketidakpastian sensor
PendekatanDeteksi bertingkat: sederhana β†’ kompleks
Status PenelitianEvaluasi benchmark, publikasi konferensi internasional

Rencana Ekspansi ke Klasifikasi Time Series

Ghorrati berencana meningkatkan skalabilitas framework agar mampu menangani dataset berskala besar dan mendukung aplikasi real-time (waktu nyata). "I am excited to broaden the scope to the wider domain of time series classification," katanya5. Potensi aplikasi meluas ke klasifikasi suara, analisis sinyal fisiologis, dan domain berbasis waktu lainnya.

Target jangka panjang adalah model terpadu untuk analisis time series yang menyeimbangkan adaptabilitas, interpretabilitas, dan efisiensi. Pasar wearables berbasis AI diproyeksikan mencapai USD 304,8 miliar pada 2033, didorong adopsi rutinitas kesehatan baru6. Framework ini berpotensi menjadi fondasi aplikasi kesehatan, lingkungan, dan pengambilan keputusan berbasis data.

Kontribusi Akademik dan Kepemimpinan Komunitas

Selain riset disertasi, Ghorrati berkontribusi sebagai reviewer (penelaah) untuk konferensi CoDIT, CTDIAC, IRC, dan diundang untuk AAAI 2026. Ia juga menjabat Local Organizer dan Safety Chair (Ketua Keamanan) untuk AAMAS 2025 dan 20267. Di luar akademik, ia memimpin Purdue Tango Club, menumbuhkan keanggotaan dari 2 menjadi lebih dari 40 mahasiswa aktif.

Motivasi dan Saran untuk Calon Peneliti

Ketertarikan Ghorrati pada wearables dimulai di Paris, di mana ia diperkenalkan pada potensi monitoring berbasis sensor untuk perawatan kesehatan. Ia tertarik pada sifat diskret dan non-invasif perangkat ini dibanding metode berbasis video. "Wearables offered the perfect intersection of my interests," ujarnya8.

Bagi calon mahasiswa PhD, Ghorrati menyarankan tetap ingin tahu dan adaptif karena arah riset berevolusi cepat. Ia menekankan pentingnya menggabungkan disiplin ilmu, seperti psikologi, kesehatan, dan interaksi manusia-komputer dengan AI. Yang paling penting: pilih masalah yang benar-benar menarik minat. "That passion will sustain you through the inevitable challenges," tutupnya9.

Kesimpulan

Riset Zahra Ghorrati di Purdue University mendemonstrasikan potensi signifikan HAR berbasis wearable sensors dengan pendekatan hierarkis dan fuzzy logic. Model yang efisien secara komputasi dan interpretabel menjanjikan aplikasi luas di bidang kesehatan, perawatan lansia, dan monitoring aktivitas. Dengan rencana ekspansi ke klasifikasi time series yang lebih luas, penelitian ini dapat menjadi fondasi penting bagi sistem AI yang dapat dipercaya dan praktis untuk deployment dunia nyata.

Daftar Pustaka

Download PDF tentang Pengembangan Framework Deep Le (telah di download 15 kali)
Penulis
Swante Adi Krisna
Penikmat musik Ska, Reggae dan Rocksteady sejak 2004. Gooners sejak 1998. Blogger dan ai paruh waktu sejak 2014. Graphic Designer autodidak sejak 2001. Website Programmer autodidak sejak 2003. Woodworker autodidak sejak 2024. Sarjana Hukum Pidana dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Magister Hukum Pidana di bidang cybercrime dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta. Magister Kenotariatan di bidang hukum teknologi, khususnya cybernotary dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surakarta. Bagian dari Keluarga Besar Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.