Daftar Isi
Pertemuan Strategis di Kantor Kemhan
Momentum bersejarah terjadi di Jakarta ketika Wakil Menteri Pertahanan RI Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan T., M.D.S., M.S.P menerima kunjungan resmi dari Mr. Jedidiah Royal, Acting Assistant Secretary of Defense untuk Indo-Pacific Security Affairs Amerika Serikat. Pertemuan yg berlangsung di kantor Kemhan RI pada Senin (14/7/25) ini menandai langkah penting dalam penguatan hubungan bilateral kedua negara 1. Donny, sosok yang dikenal sebagai figur strategis dalam dunia pertahanan, menyambut hangat kedatangan Royal dalam suasana yang konstruktif dan penuh diplomasi.
Dalam suasana yang sangat produktif, diskusi berlangsung dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Dirkersinhan Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Sugeng HY turut hadir mendampingi Wamenhan RI, menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dlm membahas isu-isu strategis bilateral. Kalau kita lihat dari sisi historis, kunjungan semacam ini selalu menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Amerika Serikat di wilayah Indo-Pacific yang strategis 2.
MoU Perlindungan Personel dan Pencarian POW/MIA
Salah satu topik utama yang menjadi fokus pembahasan adalah rencana negosiasi lanjutan terkait Memorandum of Understanding (MoU) perlindungan personel. Ini bukan hanya sekadar dokumen administratif, tetapi merupakan fondasi penting untuk memastikan keamanan dan perlindungan bagi personel kedua negara yg bertugas di berbagai misi. Selain itu, pembahasan juga mencakup kerangka pencarian personel AS (POW/MIA) saat Perang Dunia II, sebuah isu yang sangat sensitif dan memerlukan pendekatan yang hati-hati 3.
Jedidiah Royal, yang menjabat sebagai Acting Assistant Secretary, menjelaskan pentingnya kerangka kerja ini dalam konteks kerja sama pertahanan modern. Daripada hanya fokus pada aspek teknis, pembahasan ini juga menyentuh dimensi kemanusiaan yang mendalam. Upaya pencarian dan identifikasi personel yang hilang selama PD II merupakan bagian dari komitmen AS untuk tidak pernah melupakan para prajuritnya, dan Indonesia menunjukkan dukungan penuh dalam upaya mulia ini 4.
Aspek Historis dan Kemanusiaan
Dimensi historis dari pencarian POW/MIA tidak dapat diabaikan dalam konteks hubungan bilateral. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, upaya pencarian dan identifikasi personel yang hilang telah menjadi prioritas bagi pemerintah AS. Indonesia, sebagai negara yang memiliki sejarah panjang selama masa perang, memahami betul pentingnya upaya ini bagi keluarga yang ditinggalkan.
Kerja Sama Industri Pertahanan dan F-15
Potensi kerja sama industri pertahanan menjadi salah satu topik paling menarik dlm pertemuan ini. Pembahasan pengadaan pesawat tempur F-15 menunjukkan ambisi Indonesia untuk memodernisasi sistem pertahanannya dengan teknologi canggih dari AS. Kalau kita bicara soal F-15, ini bukan sekadar pembelian pesawat biasa - ini adalah investasi jangka panjang untuk keamanan nasional dan regional 5. Diskusi ini melibatkan berbagai aspek teknis, finansial, dan strategis yang kompleks.
Marsekal Madya Donny menekankan bahwa kerja sama industri pertahanan bukan hanya tentang pembelian peralatan, tetapi juga transfer teknologi dan pengembangan kapasitas lokal. Indonesia memiliki visi untuk menjadi negara yang mandiri dalam bidang pertahanan, dan kerja sama dengan AS dalam pengadaan F-15 diharapkan dapat membuka peluang untuk pengembangan industri pertahanan domestik. Royal merespon positif terhadap pendekatan ini, menggarisbawahi komitmen AS untuk mendukung partner strategisnya di kawasan Indo-Pacific6.
Transfer Teknologi dan Pengembangan Kapasitas
Aspek transfer teknologi dalam kerja sama F-15 menjadi sangat krusial bagi perkembangan industri pertahanan Indonesia. Donny menjelaskan bahwa Indonesia tidak hanya ingin menjadi pembeli, tetapi juga partner dalam pengembangan teknologi pertahanan. Ini sejalan dengan program offset yang biasanya menyertai pengadaan peralatan militer besar, di mana sebagian nilai kontrak harus dikembalikan dalam bentuk investasi atau transfer teknologi ke negara pembeli.
Rencana Defence Minister Meeting 2+2
Penjajakan kegiatan pertemuan tingkat Menteri Defence Minister Meeting 2+2 menunjukkan tingkat kepentingan strategis yang tinggi dari kerja sama ini. Format 2+2 yang melibatkan menteri pertahanan dan menteri luar negeri dari kedua negara merupakan mekanisme dialog strategis tingkat tinggi yang hanya dilakukan dengan partner-partner paling penting. Hal ini menunjukkan bahwa AS menempatkan Indonesia sebagai salah satu partner strategis utama di kawasan Indo-Pacific7.
Rencana penyelenggaraan pertemuan 2+2 ini juga mencerminkan evolusi hubungan bilateral yang semakin matang. Kalau sebelumnya kerja sama lebih bersifat teknis dan operasional, kini telah berkembang menjadi dialog strategis yang komprehensif. Royal menekankan bahwa format ini akan memungkinkan pembahasan isu-isu yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada pertahanan tetapi juga aspek keamanan regional dan global 8.
Kolaborasi Infrastruktur Penanggulangan Bencana
Salah satu aspek menarik dari pertemuan ini adalah pembahasan kemungkinan kolaborasi pembangunan infrastruktur penanggulangan bencana melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga terkait. Indonesia, sebagai negara yang rawan bencana alam, membutuhkan sistem penanggulangan bencana yang modern dan efektif. Kerja sama dengan AS dalam bidang ini dapat memberikan akses kepada teknologi dan sistem peringatan dini yang canggih 9.
Donny menjelaskan bahwa infrastruktur penanggulangan bencana bukan hanya soal peralatan, tetapi juga sistem manajemen krisis yang terintegrasi. AS memiliki pengalaman luas dalam menangani berbagai jenis bencana, dan Indonesia dapat belajar dari best practices yang telah terbukti efektif. Kolaborasi ini juga melibatkan aspek dual-use technology yang dapat digunakan untuk keperluan sipil dan militer, sehingga memberikan nilai tambah yang signifikan bagi kedua negara 10.
Teknologi Dual-Use dan Manajemen Krisis
Konsep teknologi dual-use dalam penanggulangan bencana menjadi sangat relevan dalam konteks kerja sama ini. Teknologi yang dikembangkan untuk keperluan militer seringkali dapat diadaptasi untuk keperluan sipil, terutama dalam situasi darurat dan bencana. Sistem komunikasi satelit, drone untuk surveillance, dan teknologi sensor canggih adalah contoh-contoh teknologi yang dapat digunakan baik untuk keperluan pertahanan maupun penanggulangan bencana.
Konteks Regional Indo-Pacific
Kerja sama pertahanan Indonesia-AS tidak dapat dilepaskan dari konteks regional Indo-Pacific yang semakin dinamis. Kawasan ini menjadi pusat perhatian global karena pertumbuhan ekonomi yang pesat dan tantangan keamanan yang kompleks. ASEAN sebagai organisasi regional memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas kawasan 11. Indonesia, sebagai negara terbesar di ASEAN, memiliki tanggung jawab khusus dalam memelihara keseimbangan kekuatan regional.
Strategi Indo-Pacific AS menekankan pentingnya kerja sama dengan negara-negara partner untuk menjaga keamanan maritim dan stabilitas regional. Indonesia, dengan posisi geografisnya yang strategis, menjadi partner yang sangat penting dalam implementasi strategi ini. Pertemuan antara Wamenhan RI dan Acting Assistant Secretary Royal menunjukkan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan keamanan regional 12.
Kesimpulan
Pertemuan antara Wamenhan RI Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan T. dengan Acting Assistant Secretary of Defense untuk Indo-Pacific Security Affairs Amerika Serikat, Mr. Jedidiah Royal, menandai tonggak penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Berbagai isu strategis yang dibahas, mulai dari MoU perlindungan personel, kerja sama industri pertahanan termasuk pengadaan F-15, hingga kolaborasi infrastruktur penanggulangan bencana, menunjukkan kedalaman dan kompleksitas kerja sama yang sedang dikembangkan.
Rencana penyelenggaraan Defence Minister Meeting 2+2 merefleksikan evolusi hubungan yang semakin matang dan strategis. Dalam konteks regional Indo-Pacific yang dinamis, kerja sama ini tidak hanya menguntungkan kedua negara tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan keamanan kawasan. Kalau kita lihat dari perspektif jangka panjang, kerja sama ini akan menjadi fondasi penting untuk menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks di masa depan.
Referensi
- Direktorat Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan. (2025, Juli 14). Wamenhan RI menerima kunjungan Acting Assistant Secretary of Defense untuk Indo-Pacific Security Affairs Amerika Serikat. Kemhan.go.id. https://www.kemhan.go.id/strahan/2025/07/14/wamenhan-ri-menerima-kunjungan-acting-assistant-secretary-of-defense-untuk-indo-pacific-security-affairs-amerika-serikat.html
- BRIN - Badan Riset dan Inovasi Nasional. (2023, Juni 5). ASEAN Maritime Security: The Global Maritime Fulcrum in the Indo – Pacific Berikan Gambaran Potensi ASEAN sebagai Poros Maritim Global. BRIN.go.id. https://www.brin.go.id