LONDON – Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengumumkan "pendekatan baru" terhadap perubahan iklim pada Oktober 2023, membatalkan kebijakan yang bahkan tidak pernah ada sambil membuat perubahan kosmetik pada target kendaraan listrik1. Langkah ini dipandang sebagai upaya menandingi retorika populis Nigel Farage yang baru-baru ini mengalihkan fokus dari Brexit ke agenda net zero (nol bersih emisi). Namun reaksi media dan dunia usaha justru menunjukkan fenomena mengejutkan: narasi hijau kini tidak lagi identik dengan beban ekonomi.
Kebijakan iklim berbasis pajak karbon terbukti buruk secara ekonomi dan politik. Eric Lonergan dan Corinne Sawers dalam artikel Philosophy of Money berpendapat bahwa strategi yang efektif adalah EPIC (Extreme Positive Incentives for Change / Insentif Positif Ekstrem untuk Perubahan) – membuat opsi hijau jauh lebih murah, bukan menghukum yang polutan2. Siapa yang menolak mobil listrik lebih murah atau hipotek rendah untuk bangunan hemat energi?
Teknologi Versus Sumber Daya: Lomba Menuju Kesejahteraan
Sistem energi berbasis teknologi – bukan bahan bakar fosil – akan meruntuhkan biaya energi drastis. Doyne Farmer menggambarkan situasi ini sebagai "perlombaan antara armageddon (kiamat) dan awesome (luar biasa)"3. Energi bersih dan penyimpanannya menunjukkan penurunan biaya mirip Hukum Moore. Ini properti unik teknologi sejati; bahan bakar fosil tak pernah bisa memberikan manfaat serupa.
Negara yang bertransisi lebih cepat akan menuai: biaya energi lebih rendah untuk konsumen dan bisnis, plus produktivitas struktural ekonomi keseluruhan. Pihak yang rugi? Bukan populasi umum. Melainkan pemilik aset polutan – yang sebagian besar adalah "teokrasi, thugokrasi, dan 1% terkaya"1. Tidak ada beban besar untuk negara karena produktivitas meningkat, dan kewajiban yang muncul memiliki aset berpenghasilan lebih tinggi sebagai imbangannya.
Duplikasi Ganda Sunak: Bermain Api Politik
Menariknya, Sunak sebenarnya mendukung kebijakan hijau indispensabel. Dua minggu sebelum "pembalikan arah" publiknya, Menteri Perumahan Michael Gove mengumumkan niat menghapus pembatasan perencanaan pengembangan angin darat4. Pembatasan 2015 menghancurkan proyek angin darat baru hingga 96%. Langkah Gove ini jauh lebih berdampak pada trajektori emisi dibanding perubahan yang Sunak gembar-gemborkan. Duplikasi ini mengungkap: logika ekonomi net zero terlalu kuat untuk diabaikan politisi yang peduli pertumbuhan.
| Aspek 📊 | Pendekatan Pajak Karbon ❌ | Pendekatan EPIC ✅ |
|---|---|---|
| Persepsi Publik | Beban, hukuman ekonomi | Peluang, keuntungan finansial |
| Efektivitas | Lambat, resistensi tinggi | Cepat, adopsi sukarela |
| Biaya Konsumen | Meningkat dalam jangka pendek | Menurun progresif |
| Kelompok Penerima Manfaat 🎯 | Pemerintah (pendapatan pajak) | Masyarakat luas (harga lebih murah) |
| Pihak Dirugikan | Konsumen kelas menengah-bawah | Pemilik aset fosil |
| Momentum Politik | Rentan populisme anti-hijau | Menciptakan koalisi luas pendukung |
| Produktivitas Ekonomi 📈 | Tidak ada dampak langsung | Kejutan pasokan positif struktural |
Buah Rendah yang Makin Rendah: Inovasi Teknologi Terus Berlanjut
Rory Stewart dalam podcast The Rest is Politics menyatakan kita telah menangkap "buah yang mudah digapai" dari transisi hijau, sisanya adalah hal sulit yang akan membebani rumah tangga berpenghasilan rendah5. Ada kebenaran parsial di sini soal retrofitting sistem pemanas rumah – hal yang Sunak tanggapi dengan menaikkan subsidi dan menggunakan pendekatan EPIC. Namun pengamatan ini trivial dalam konteks keseluruhan.
Karena inovasi teknologi, "buah rendah" justru jatuh lebih rendah lagi hingga analogi jadi usang. Dalam 18 bulan, kendaraan listrik di Inggris kemungkinan akan lebih murah daripada kompetitor intensif karbon, bahkan tanpa subsidi6. Tren jangka panjang penurunan harga listrik juga konsekuensi logis dari investasi dipercepat di energi terbarukan. Energi terbarukan saat ini menyumbang 30-40% pembangkit listrik Inggris; targetnya harus 80-100%.
Kepentingan Politik Baru: Koalisi Lebih Luas dari Industri Fosil
Pasca invasi Ukraina, motivasi signifikan untuk menskala energi terbarukan – khususnya bagi ekonomi seperti India dan China – adalah swasembada dan kepemimpinan global dalam teknologi masa depan produksi listrik murah1. Eropa menyadari ini pasca-Ukraina, Amerika Serikat lewat Inflation Reduction Act. Pendekatan EPIC berbasis substitusi menciptakan kelompok kepentingan jauh lebih luas daripada industri bahan bakar fosil, menyeimbangkan kalkulasi bagi politisi yang ingin terpilih atau mempertahankan kekuasaan.
Theresa May, mantan PM Inggris, Oktober 2025 bahkan memperingatkan Partai Konservatif untuk tidak menggunakan "populisme" demi tujuan politik jangka pendek terkait kebijakan net zero7. Dia mengkritik partainya yang bergeser ke kanan populis, mengambil retorika Nigel Farage. Ini menunjukkan bahkan tokoh konservatif tradisional menyadari bahaya mengorbankan kebijakan iklim rasional untuk pandering populis.
Kesimpulan: Logika Ekonomi Terlalu Kuat untuk Ditolak
Episode Sunak menandai momen menggembirakan bagi aktivis iklim. Logika ekonomi net zero terlalu powerful untuk diabaikan, dan semua orang tahu itu. Atau setidaknya hampir semua orang. Kebijakan yang benar adalah strategi politik yang menang: mempercepat investasi pada listrik lebih murah merupakan kejutan pasokan positif yang menaikkan produktivitas dan standar hidup secara langsung dan nyata.
Pemenangnya adalah populasi umum dan konsumen. Tidak ada biaya besar bagi negara karena kita berakhir dengan produktivitas lebih tinggi. Ini penciptaan kekayaan sejati. Pendekatan punitif berbasis pajak bukan hanya ekonomi buruk dan tidak efektif untuk mendorong revolusi industri – ia juga akan menjadi umpan bagi populis dan penyangkal perubahan iklim. Sunak, tanpa disengaja, memperkuat kasus ini sambil memicu tembakan peringatan bagi populis yang memposisikan transisi net zero sebagai musuh baru: strategi semacam itu bisa berbalik menyerang mereka sendiri8.
Daftar Pustaka
- Lonergan, E., & Sawers, C. (2023, Oktober 17). Net zero has little to fear from populism. Philosophy of Money. https://www.philosophyofmoney.net/net-zero-has-little-to-fear-from-populism/
- Ibid.
- Loc. Cit.
- Op. Cit.
- Ibid.
- Ibid.
- MSN. (2025, Oktober 27). Theresa May criticises Tory policy on net zero, judges and human rights. https://www.msn.com/en-gb/politics/government/theresa-may-criticises-tory-policy-on-net-zero-judges-and-human-rights/ar-AA1PitZl
- Lonergan, E., & Sawers, C., Op. Cit.

